Anda Perlu Tahu

on Tuesday 27 July 2010

Semoga bermanfaat :

1.Nomor darurat.
Nomor darurat untuk telepon genggam adalah 112. Jika anda sedang di daerah yang tidak menerima sinyal HP dan perlu memanggil pertolongan, silahkan tekan 112, dan HP akan mencari network yang ada untuk menyambungkan nomor darurat bagi anda, dan yang menarik,nomor 112 dapat ditekan biarpun keypad
dilock. Cobalah..
2.Kunci mobil ada ketinggalan di dalam mobil?
Anda memakai kunci remote?Kalau kunci anda ketinggalan dalam mobil dan remote cadangannya di rumah, tinggal telpon orang rumah dengan HP, lalu dekatkan HP andakurang lebih 30cmdari mobil, dan minta orang rumah untuk menekan tombol pembuka pada remote cadangan yang ada dirumah (waktu menekan
tombol pembuka remote, minta orang rumah mendekatkan remotenya ke telepon yang dipakainya)
3.Baterai cadangan tersembunyi
Kalau baterai anda hampir habis, padahal anda sedang menunggu telpon penting, dan telpon anda dibuat olehNOKIA, silahkantekan *3370#, maka telpon anda otomatis restart danbaterai akan bertambah 50%.
Baterai cadangan ini akan terisi waktu anda mencharge HP anda.
4.Tips untuk men-cek keabsahan mobil/motor anda ( Jakarta area only)
Ketik :contoh metro b86301o (merah no polisi anda) Kirim ke 1717, nanti akan ada balasan darikepolisian mengenai data2kendaraan anda, tips ini juga berguna untukmengetahui data2 mobil bekasyang hendak anda beli/incar.
5.Jika anda sedang terancam jiwanya karena dirampok/ditodong seseorang
untuk mengeluarkan uang dari atm,maka anda bisa minta pertolongan diam2 dengan memberikan nomor pin secara terbalik,misal no asli pin anda 1254 input 4521 di atm maka mesin akan mengeluarkan uang anda juga tanda bahaya ke kantor polisi tanpa diketahui pencuri tsb. Fasilitas ini tersedia di seluruh atm tapi hanya sedikit orang yang tahu tolong kasih tahu info kepada yang lain.

OTHERS WELDING PROCESS

OTHERS WELDING PROCESS

A. ELECTRO GAS WELDING
Digunakan untuk mengelas material tebal dengan menghasilkan hanya satu pass lasan secara vertical
Proses yang umum digunakan dalam EGW :
1. Berbasis GMAW dengan memasok elektroda secra terus menerus ke dalm joint vertical
2. Berbasis FTAW yang dapat menggabungkan flux dengan tubular electrode FCAW

Shoes / dams : sepatu penahan lelehan logam las yang mencair pada posisi pengelasan vertikal.
Gas pelindung dipasok melalui inlet port pada shoes atau perangkap gas disekitar elektrode atau keduanya.
Digunakan untuk pengelsan Baja karbon, baja untuk struktural, pressure vessel dan perkapalan.
Keunggulan EGW : Relatif murah untuk pelat tebal pada posisi vertikal.
EGW yaitu proses las listrik yang menggunakan busur listrik diantara ujung elektroda yang dipasok secara terus menerus dan kawah las, yang dilaksanakan dengan posisi vertical dengan menggunakan peralatan pelindung metal las yang mencair dan dengan atau tanpa pelindung gas luar erta tanpa penggunaan tekanan yang menghasilkan sambungan lasan dengan satu pass saja.

Kampuh yang umum digunakan : Square butt dan V Groove
Prinsip Kerja :
1. Apakah Elekroda padat (Solid) atau Elektroda berongga (tubular) dipasok secara kontinu ke dalamkawah las yang dibentuk oleh metal yang dilas dan shoes
2. Panas dari busur akan melelehkan elektroda yang dipasok kontinu dan permukaan metal yang di las
3. Elektrode dan metal induk yang mencair terkumpul pada shoes di bawah busur listrik danmembeku membentuk lasan
4. Jenis elektrode yang digunakan dapat berupa kawat padat (SAW & GMAW) atau berongga (FCAW).

B. ELECTRO – SLAG WELDING
Proses pengelasan ini tidak termasuk dalam klasifikasi arc welding.
Perbedaan antar proses ini dengan methode pengelasan sebelumnya adalah ketebalan section yang bisa di join pada single run dengan posisi vertical, tetapi juga dipertimbangkan unutk posisi flat.
Advantages :
1. Very high deposition rates
2. Minimal joint preparation
3. No tendency for angular distortion
Disadvantages :
1. Extensive set – up time
2. Limited to vertical position
3. Can result in low HAZ toughness due to high heat input and slow cooling resulting in a coarse – grained structure
4. Center line cracking during solidificaion

SUBMERGED ARC WELDING (SAW

SUBMERGED ARC WELDING (SAW)

SAW adalah salah satu jenis las listrik dengan proses memadukan material yang dilas dengan cara memanaskan dan mencairkan metal induk dan elektroda oleh busur listrik yang terletak diantara metal induk dan elektroda. Arus dan busur lelehan metal diselimuti (ditimbun) dengan butiran flux di atas daerah yang dilas.
SAW tidak membutuhkan tekanan dan bahan pengisi (filler metal) dipasok secara mekanis terus ke dalam busur lsitrik yang terbentuk diantara ujung filler elektroda dan metal induk yang ditimbun oleh fluks.Elektroda pada proses SAW terbuat dari metal padat (solid)

Perlindungan proses pengelasan ini dilakukan dengan :
1. Timbunan flux yang belum dan sedang mencair
2. Gas yang dihasilkan pada proses pengelasan
3. Terak / slag yang dihasilkan

FLUX sangat menentukan dalam :
1. Penyetabil busur las / welding arc stabilizer
2. Mengontrol properti mekanikal dan kimiawi hasil lasan
3. Mutu akhir lasan

Keunggulan SAW :
1. Dapat dioperasikan dengan arus tinggi hingga 2000 A / Hi current
2. Dapat dioperasikan dengan arus DC atau AC pada waktu bersamaan
3. Dapat dioperasikan menggunakan satu elektroda atau lebih secara bersamaan
Prinsip pengoperasian : Dengan memasukkan ujung dari solid filler metal yang dipasok secara mekanis pada gundukan fluks pada daerah yang akan dilas.
Penambahan flux berlangsung terus menerus di depan dan di sekitar ujung pasokan filler metal.
Panas yang timbul mengembangkan sebagian fluks dan mencairkan ujung elektroda bahan pengisi dan permukaan metal induk berdekatan, hingga menghasilkan welding pool (kawah lasan) yang berada di bawah flux yang mencair. Dalam kawah lasan yang mencair terjadi arus kisar (turbulensi) dan dengan pengaruh gravity, gelembung udara yang terbentuk tergusur ke arah permukaan dan fluks yang mencair mengapung ke atas kawah las yang mencair. Flux yang mencair dan akan membeku secara sempurna melindungi metal las dari udara luar.

5(lima)faktor yang perlu diperhatikan sebelum pengelasan SAW :
1. Komposisi kimia dan properti mekanikal lasan yang diharapkan
2. Ketebalan material yang akan dilas
3. Cara pengelasan
4. Posisi pengelasan yang dibuat
5. Frekuensi atau volume pengelasan yang diinginkan

SAW dapat dioperasikan dengan 3 cara :
1. Semi otomatik (filler dipasok dengan tangan welder)
2. Automatic (filler dipasok oleh mesin)
3. Dengan mesin (welding travel secara manual dan juga digunakan unruk elektroda diameter kecil).
SAW sangat baik dioperasikan secara otomatik dan dengan mesin untuk menghasilkan mutu, deposition rate yang tinggi.

Penggunaan arus bolak-balik (AC) pada elektroda majemuk akan mengurangi efek arc blow yang timbul pada elektroda tunggal. Hal ini disebabkan oleh medan magnet yang timbul pada tiap elektroda akan saling meniadakan satu sama lain sehingga akan mengatur bulir las lebih rapi.

Peralatan SAW :
1. Power supply
2. Electrode delivery system
3. Flux distribution system
4. Travel arrangement
5. Control system
6. Flux recovery (pemulung flux) sebagai pilihan
7. Positioning equipment (Alat pengarah) sebagai pilihan
Kabel pemasok arus harus menggunakan kabel arus tegangan tinggi 100 % duty cycle.
DC Voltage constant (CV) tersedia dalam model transformer rectifier motor generator antara 400 A s/d 1500 A
SAW semi-automatik umumnya menggunakan seumber tenaga listrik antara 300 s/d 600 A untuk penggunaan elektroda siameter 1.6, 2.0, dan 2.4 mm
Sumber tenaga DC di atas 1000 A sangat jarang digunakan karena akan menimbulkan arc blow yang kuat terutama pada penggunaan elektroda tunggal.

DC Voltage konstan (CV) merupakan self controlling, karena dapat dipakai untuk menjalankan pemasok elektroda secara konstan tanpa bantuan pengatur voltage dan amperage untuk mempertahankan kestabilan busur. CV akan menghasilkan kecepatan pasokan elektrode yang konstan.
Power source DC dengan konstan voltage sangat ideal untuk SAW.

DC Current kons1tan (CC) baik digunakan untuk GTAW, SMAW dan carbon arc gouging. CC tidak mempunyai self regulating seperti CV, sehingga penggunaannya akan membutuhkan pengatur Current Sensing Variable Wire Speed Control. Type pengontrol ini akan mengatur kecepatan pasokan elktroda apabila ada perubahan voltage. Voltage perlu dipantau untuk menjaga panjang busur tetap konstan.

Sumber tenaga kombinasi CV dan CC yaitu sumber tenaga yang dapat dirubah dari mode DC voltage konstan menjadi mode DC arus konstan. Kapasitas hingga 1500 A

Penggunaan pengelasan SAW dengan sumber tenaga AC voltage konstan ialah untuk pemakaian :
1. Arus tinggi
2. Elektrode majemuk (Tandem, triple, atau quarter)
3. Pengelasan dengan kampuh sempit (Narrow gap)
4. Untuk menghindari arc blow kalau terjadi

Methode pengendalian proses las SAW ada dua cara :
1. Pengendalian Digital
2. Pengendalian analog
Keuntungan utama dari sistem pengendali digital ialah dengan keakuratan hasil pengendalian.

Kekurangan pengendali digital dibanding pengendali analog :
1. Power source yang ada belum tentu sesuai, perlu modifikasi
2. Perawatan lebih sukar dibanding dengan type analog.
Bahan baku logam yang mampu dilas dengan SAW secara umum ialah semua material yang ada dipasar dewasa ini mulai dari baja karbon sederhana hingga logam nikel dan alloy yang rumit.
SAW tidak dipakai unutk root, FCAW bisa dipakai untuk root dengan:
Deposit rate SAW > FCAW
Slag SAW solid dan keras > FCAW

Fluk dalam SAW dapat berguna untuk 4M :
1. Melindungi metal yang mencair dari udara luar dengan menutupinya dengan slag yang sedang mencair
2. Membersihkan metal yang mencair
3. Memodifikasi komposisi metal lasan
4. Mempengaruhi pembentukan bulir las dan properti mekanikalnya.

Fluks adalah campuran komposisi mineral sesuai dengan formula penggunaanya yang berbentuk granular / butiran.
Berdasarkan metode pembuatan fluks dibedakan menjadi 3 :
1. Type dilebur dan menyatu (fusi) : fused tye
2. Type digabungkan / bonded type or agglomerated
3. Type dicampur secara mekanis / mechanical mixed

Variabel Pengoperasian yang penting pada SAW :
1. Welding amperage
2. Type of flux and particle distribution
3. Welding voltage
4. Welding speed
5. Electrode speed
6. Electrode extension
7. Type of electrode
8. Width and depth of the layer of flux

Advantages of SAW :
1. High deposition rate
2. Deep penetration possible
3. Appealing to welder – less smoke generated need eye protection
4. Low operater skill required
5. High Quality welds
6. Easily automated

Common SAW concern :
1. Weld discontinuties :
a. crack
b. porosity
c. slag
d. undercut
2. SAW welding problem
a. solidification cracking
b. hydrogen cracking
c. incomplete fusion
d. irregular wire feed
e. porosity

Disadvantages SAW :
1. Need to remove slag covering
2. Arc covered during welding – may result in incomplete penetration and / or of fusion due to improper tracking.
3. Posisi terbatas
4. Filler metal tertutup flux
5. Perlu waktu yang cukup untuk fit-up
6. Solidifation crack -> width to depth ratio

Cara mengurangi efek Arc Blow
1. Rubah dari DC ke AC
2. Perpendek Arc length
3. Kurangi welding current
4. Gunakan back step technique
5. Grounding work piece pada kedua sisi

FLUX CORED ARC WELDING (FCAW)

FLUX CORED ARC WELDING (FCAW)

FCAW = Las busur listrik fluk inti tengah / pelindung inti tengah
Merupakan kombinasi antara proses SMAW, GMAW dan SAW Sumber energi pengelasan : menggunakan arus listrik AC atau DC dari pembangkit listrik atau melalui trafo dan atau rectifier. Dalam hal ini dapat menggunakan DCRP atau DCSP.

FCAW adalah salah satu jenis las listrik yang memasok filler elektroda secara mekanis terus ke dalam busur listrik yang terbentuk di antara ujung filler elektroda dan metal induk.
Elektroda pada FCAW terbuat dari metal tipis yang digulung cylindrical , diisi dengan flux sesuai kegunaannya
Pelindung proses pengelasan ini dari kemungkinan kontaminasi dari luar terlaksana dengan :
a. Gas yang dihasilkan pada proses pengelasan
b. Terak / slag yang dihasilkan cukup banyak karena berada pada inti elektroda
c. Tambahan gas pelindung dari luar jika diinginkan
Proses FCAW pada dasarnya = GMAW dan yang menjadi pembeda utamanya adalah elektrodanya yang berbentuk tubular yang berisi fluks.

Berdasarkan metode pelindung, FCAW dibedakan :
1. Self shielding FCAW (Pelindungan sendiri) , yaitu melindungi las yang mencair dengan gas dari hasil penguapan dan reaksi inti fluks
2. Gas shielding FCAW (perlindungan gas) = dual gas, yaitu melindungi las yang mencair selain dengan gas sendiri juga ditambah gas pelindung dari luar sistem.
Kedua jenis pelindung di atas sama2 menghasilkan terak las yang memadai untuk melindungi metal las yang akan beku.
Perbedaannya terletak pada tambahan sistem pemasok gas dan welding torch (welding gun).

Berdasarkan cara pengoperasiannya, FCAW dibedakan menjadi :
1. Semi otomatik / semi automatic
2. Otomatik / machine otomatik

Sifat-sifat utama (Principal features) FCAW dalam proses pengelasan :
1. Produktivitas yang kontinu dari pasokan elektroda las
2. Sifat metalurgy las yang dapat dikontrol dari pemilihan fluks
3. Pembentukan manik las yang cair dapat ditopang oleh slag yang tebal dan kuat

Pelindung gas umumnya menggunakan gas CO2 atau campuran CO2 dengan Argon. Namun dengan keberadaan oksigen kadang akan menimbulkan problem baru yaitu dengan porosity yang dihasilkan reaksi CO2 dan oxygen yang ada di udara sekitar lasan, sehingga perlu memilih fluks yang mengandung zat yang bersifat pengikat oxygen atau deoxydizer.

Alasan self shielding populer digunakan di luar ruangan (FIELD WORK), yaitu :
1. Menggunakan keluaran elektroda (Electrode extension) yang panjang, antara ½ “ s/d 3 ¾ “ (12 s/d 95 mm)
2. Dengan electrode extension yang tinggi akan menghindari hambatan pengaruh pemanasan elektroda (seperti preheat) yang dapat menstabilkan tegangan listrik (V) serta menurunkan arus lsitrik (A).
3. Penetrasi hasil lasan dangkal dan menyempit yang baik untuk proses build up pada gap yang melebar
4. Apabila sistem pengendalian Voltage dan amperage pada power station dapat dipertahankan, maka deposition rate meningkat pesat, sehingga meningkatkan produktivity
5. Penetrasi dapat disesuaikan dan untuk menghasilkan penetrasi dangkal, pemakaian arus dan polarity harus DCRP dan penetrasi dalam dengan DCSP

Penggunaan utama FCAW :
1. Baja karbon / carbon steel
2. Baja karon Alloy rendah / Low alloy carbon steel
3. Baja tahan karat / Stainless steel
4. Besi tuang / Cast Iron
5. Las titik baja tipis / Sheet steel spot welding
6. Pengerasan & pelapisan permukaan / Steel hard facing and cladding

Lay out mesin otomatik FCAW dioperasikan dengan arus DC constant dengan voltage 100% duty cycle.
Umumnya penggunaan side shielding ialah untuk pengelasan yang sempit, penetrasi kampuh yang dalam dan mengurangi spatter dan nozzle dapat dengan pendinginan gas atau air.
Pendinginan air apabila menggunakan arus di atas. 600 A
Penggunaan nozle secara tandem, untuk deposition rate yang tinggi dengan pelindung gas dapat dilakukan.

Gas pelindung pada FCAW adalah CO2., dengan keuntungan :
1. Harga murah
2. Meningkatkan daya penetrasi, walaupun dapat meningkatkan transfer globular mode mechanism
Jika komposisi CO2 pada material rendah maka lasan yang mencair akan mengambilnya dari udara sekitarnya, sehingga hasil lasan baik dan tanpa porosity.
Jika komposisi karbon tinggi akan cenderung menghasilkan lasan yang banyak porosity, sehingga pemilihann fluks yang mempunyai daya antioksidasi (oxidizer) perlu dipertimbangkan, sehingga mutu lasan dapat memenuhi tanpa porosity.

Base metal (metal dasar) yang dilas dengan FCAW ialah secara umum seluruh material yang dapat dilas dengan SMAW, GMAW atau SAW dapat dilakukan dengan baik.

Proses kontrol FCAW mencakup :
1. Weding current
2. Arc voltage
3. Electrode extention
4. Travel speed
5. Shielding gas flow
6. Deposition rate
7. Electrode angle

Arus pada FCAW berpengaruh langsung secara proposional terhadap elctrode :
1. Feed rate
2. Diameter
3. Composition
4. Extension rate
Penggunaan voltage constant pada FCAW ialah untuk mempertahankan pelelehan elektroda pada panjang busur tetap.

Tegangan busur (arc voltage) dan panjang busur mempunyai hubungan erat karena mutu tampilan, kemulusan, dan sifat lasan dengan FCAW akan sangat dipengaruhi oleh kondisi panjang busur dan voltage
Contoh : Jika voltage busur arus terlalu panjang akan berakibat banyak weld spatter dan manik las melebar.

FCAW dengan elektroda tanpa pelindung gas dengan busur voltage tinggi akan mengkonsumsi nitrogen disekitarnya yang dapat berakibat pososity pada pengelsan baja lunak dan akan berakibat retak pada baja tahan karat karena proses akan menngurangi kandungan ferrite pada hasil lasan.

Apabila voltage busur terlalu pendek (rendah) akan berakibat capping yang mengecil dan convex / cembung, menurunnya daya penetrasi dan banyak weld spatter.

Electrode extension perlu diperhatikan karena merupakan hambatan dalam pemanasan elektrode sebelum meleleh.
Kondisi suhu elektrode sebelum meleleh akan berpengaruh terhadap :
1. Penggunaan energy busur (arc energy)
2. Kemampuan beku elektrode (Electrode deposition rate)
3. Daya penetrasi (Penetration ability)
Travel speed berpengaruh pada penetrasi dan bentuk ulir pengelasan.
Penetrasi pada travel speed yang lambat akan lebih dalam daripada travel speed tinggi.
Pengelasan dengan travel speed lambat pada penggunaan arus (A) tinggi akan berakibat panas yang berlebihan (over heating) pada lasan, yang dapat menyebabkan bentuk bulir yang kasar, terperangkapnya slag dan burn through.
Pengelasan dengan travel speed tinggi dengan arus lsitrik (A) tinggi akan menyebabkan bulir las kasar dan undercut

Porosity : cacat yang terjadi karena adanya gas yang terperangkap dalam lasan, biasanya berbentuk butir-butir .

Keakuratan aliran gas pelindung tergantung dari :
1. Bentuk nozle las
2. Jarak ujung nozle dengan benda kerja
3. Media gerak dari gas pada area pengelasan.

Deposition rate : Jumlah berat metal las beku / jadi per satuan waktu
Deposition rate sangat bergantung pada variabel :
1. Diameter elektrode
2. Komposisi elektrode
3. Panjang keluaran elektrode (electrode extension)
4. Arus listrik pengelasan (welding current)

Efisiensi pengelasan ialah perbandingan antara jumlah berat kawat las yang digunakan dengan jumlah berat lasan yang jadi / beku dalam persen

Umunnya deposition rate eficiency FCAW :
1. Pelindung gas : 80 – 90 %
2. tanpa pelindung gas (self shielding) : 78 – 87 %

Mutu lasan FCAW bergantung :
1. Jenis elektrode yang digunakan
2. Metode yang digunakan
3. Kondisi bahan bakar
4. Desain sambungan las
5. Kondisi pengelsan

Keuntungan FCAW :
1. Highest Deposition rate for hand-held welding process
2. Higher tolerance level to contamination than GMAW
3. Self shielding electrode arc suitable for field application
4. Deep penetration arc minimize fusion problem

Keterbatasan FCAW :
1. Slag must be removed after welding
2. Smoky process

GAS TUNGSTEN ARC WELDING (GTAW / TIG)

GAS TUNGSTEN ARC WELDING (GTAW / TIG)

Proses Las GTAW ialah dengan arus dipasok sesaat elektroda wolfram menyentuh benda kerja.
Elektroda merupakan logam wolfram aau tungsten karbida yang tidak merupakan bahan pengisi lasan (Non-Consumable).
Elektroda hanya berfungsi sebagai konduktor listrik untuk membentuk busur listrik.
Bahan pengisi lasan (Filler metal) dipasok dengan tangan welder yang lain atau dipasok secara otomatis yang terpisah dari sistem rangkaian GTAW.
Classification of Electrode :
1. Elektroda tungsten dalam GTAW terbuat dari Tungsten / Wolfram mulia atau alloynya
2. Elektroda pada GTAW digolongkan berdasarkan komposisi kimianya.
Pelindung elektroda yaitu Gas Mulia seperti Argon, Helium yang dipasok ke pegangan elektroda tungsten.
Arus dapat menggunakan AC atau DCRP dan DCSP.
Dalam penggunaan polaritas DCSP : elektron bergerak dari elektroda dan menumbuk logam induk dengan kecepatan tinggi sehingga dapat menghasilkan Penetrasi yang dalam. Karena pada elektroda tidak terjadi tumbukan elektron, yang mengakibatkan panas elektroda tungsten tidak terlalu tinggi yang membuat elektroda awet. Umumnya dipakai untuk pengelasan baja.
Dalam penggunaan polaritas DCRP : Elektron bergerak dari metal induk ke arah elektroda, sehingga selain memanaskan metal induk, panas elektroda tungsten pun meningkat. Dengan pemakaian arus yang tinggi pada polaritas DCRP dapat melelehkan elektroda wolfram / tungsten. Penetrasi menjadi dangkal yang sangat sesuai untuk pengelasan metal yang tipis.
Saat pemanasan juga menghasilkan ionisasi gas pelindung argon yang menghasilkan ion-ion Argon positif yang menumbuk metal induk dan mengakibatkan peristiwa pembersihan (Cleaning Action) pengelasan.
Arus listrik AC : Proses yang terjadi akan sama dengan arus searah dengan polaritas DCSP dan polaritas DCRP yang digunakan secara bergantian. Hasil lasan berda diantara hasil lasan polaritas DCRP dan DCSP. Digunakan pada pengelasan alumunium yang permukaannya selalu ditutupi oksida dan mempunyai titik didih tinggi.

Pada pengelasanGTAW, kadang Udara yang terdapat di daerah root dapat mengganggu lasan, unutk hal ini diperlukan gas pembersih (BACK UP PURPE GAS). Gas Argon dan helium adalah gas yang paling baik untuk back up purpe gas, namun Nitrogen juga digunakan untuk stainless steel, copper, dan copper alloy. Back up purpe air harus dimasukkan dari point yang terendah.

Welding Torch / Cup : Gagang pemegang elektroda pada GTAW yang terbuat dari bahan ceramic.
Panas yang tinggi akibat penggunaan elektrode berdiameter besar untuk pengelasan yang kontinue akan menyebabkan kerusakan welding torch., maka dibutuhkan sirkulasi air (water) selain gas pelindung Argon untuk menghindari over heating.

Collet : Pemegang elektroda tungsten di dalam welding torch. Terbuat dari metal copper alloy, ikatan yang mantap antara collet dengan elektrodda sangat penting agar busur listrik sempurna dan dapat mengurangi overheating pada torch.

Proses pemindahan filler metal pada GTAW ialah dengan :
1. Mencairnya filler rod yang dipasok secara manual oleh tangan welder yang lain secara terus menerus, diantara elektrode tungsten dan material induk yang mencair dibawah busur listrik.
2. Mencairnya filler rod yang dipasok secara automatik oleh mesin filler secara terus menerus, diantara elektrode tungsten dan material induk yang mencair dibawah busur listrik.

4(empat)cara proses membangkitkan busur pada saat awal pengelasan :
1. Scratch or touch stat (Menggoreskan pada benda uji)
2. High frequency start (frekuensi tinggi)
3. Pulse start (penggunaan pulsa ini digunakan dengan arus DC dengan voltage tinggi, yang akan mengionisasi gas pelindung dan menstabilkan busur).
4. Pilot arc start (ini digunakan pada GTAW spot welding)

Proses pemindahan filler metal las GTAW dengan cara otomatis / mekasnis dapat dibagi :
1. Cold Feed wire
2. Hot Feed wire
Deposition rate Hot wire feeding Lebih tinggi dibanding Cold wire feeding karena Hot wire dipasok ke dalam busur listrik diantara elektroda dan metal induk telah dipanaskan lebih dahulu sehingga mendekati titik cair, sedangkan cold wire feeder hampir sama dengan manual, yaitu kondisi dingin.

Teknik Pengelasan GTAW :
1. Manual Welding / Pengelasan manual
2. Machine Welding / Pengelasan dengan mesin
a.Semi automatic welding
b.Automatic welding



GTAW digunakan untuk material :
1. Mild steel
2. High tensile steel
3. Alumunium
4. Magnesium
5. Titanium

Advantages / keunggulan :
1. Prosesnya bersih tanpa slag
2. Dapat mengelas semua jenis metal
3. Dapat mengelas metal tipis
4. Dapat menghasilkan lasan yang mulus tanpa spatter
5. Dapat digunakan dengan atau tanpa bahan pengisi
6. Dapat digunakan dengan biaya relatif lebih murah
7. Dapat mengontrol parameter las dengan akurat

Keterbatasan :
1. Proses las yang relatif lambat
2. Membutuhkan ketrampilan tinggi dari welder
3. Sangat sensitif dengan kontaminasi
4. Dapat mengakibatkan cacat tungsten inclusion karena sentuhan elektroda yang ikut mencair

Suplementary
Sebab-sebab terjadinya cacat tungsten inclusion :
1. Kontak dari electrode tip dengan molten metal
2. Kontak dari filler metal dengan hot tip electrode
3. Arus melebihi dari batas diameter / tipe electrode
4. Set up hot tip electrode kurang baik
5. Grinding hot tip electrode terlalu kasar dan kurang runcing
6. Electrode terlalu panjang

GAS METAL ARC WELDING (GMAW / MIG)

GAS METAL ARC WELDING (GMAW / MIG)

Proses las GMAW ialah dan retak dengan arus dipasok bersamaan dengan kawat pejal pengisi secara otomatis. Kawat elektroda dilindungi dengan gas pelindung dari luar.

Prosesnya : setelah operator pertamakali menset arus, voltage dan kecepatan kawat las sesuai dengan kebutuhan WPS, mesin las akan secara otomatis mengatur busur arusnya. Sehingga operator hanya diperlukan menggerakkan gun tube ke arah pengelasan. Apabila dioperasikan secara otomatis, para welder hanya diperlukan untuk menset awal, mengamati dan mematikan.
Gas pelindung yang umum digunakan ialah Argon, helium atau campuran dari keduanya. Untuk memantapkan busur kadang ditambahkan gas O2 (2 – 5 %) atau CO2 (5 – 20%)
Keunggulan GMAW
1.Konsentrasi busur tinggi, stabil dan percikan api sedikit sehingga mudah pengoperasiannya
2.Penggunaan arus yang tinggi dan kecepatan tinggi sehingga meningkatkan produktivitas
3.Slag terbentuk cukup banyak sehingga dapat melindungi lasan yang masih mencair dan retak
4.Ketangguhan pelindungan udara luar yang tinggi sehingga dapat menghindarkan lasan dari kontaminasi gas luar yang dapat mengakibatkan porosity

Dasar peralatan yang dibutuhkan, terdiri dari :
1.Welding gun and cable assembly / pemegang elektroda dan sambungan kabel
2.Elektroda feet unit / pemasok kawat elektroda
3.Power supply / pemasok arus listrik
4.Source of shielding gas / sumber dan pemasok gas

Kombinasi pemasokan kawat las:
1.Voltage tetap dengan konstan kecepatan kawat las (paling umum dipakai untuk mendapatkan mutu lasan yang diinginkan)
2.Arus tetap namun kawat elektroda dengan konstan Voltage (V) tetap
Dengan memperpanjang keluaran (stick out) kawat elektroda pada moncong welding gun, maka secara otomatis pasokan arus akan menurun sehingga akan mempertahankan panas pengelasan yang stabil.
Alternatif proses pemasok arus pada GMAW kadang diperlukan untuk mengelas alumunium dengan menggunakan arus tetap dan kecepatan elektroda yang konstan.
Panas yang dihasilkan proses pengelasan GMAW cukup tinggi apabila dioperasikan secara kontinu maka peralatan mesin las GMAW ada yang dilengkapi dengan pendingin air (water calcullation)
Pengoperasian GMAW dapat dilakukan dengan manual “semi automatik” dan automatik.

Arching time = 30 % (data worldwide). Jika butuh 8H manhour, maka dibutuhkan 8/30 % = 24 H

Metal Transfer Mechanism :
Pada MIG / GMAW, ada 3 cara :
1. Short Circuit transfer (hubungan singkat)
Terjadi apabila GMAW meggunakan arus rendah sehingga pemindahan metal las terjadi karena hubungan singkat yang busur listriknya tidak stabil.
Pemindahan terjadi saat elektroda mencair, membesar dan menyentuh metal induk (welding doplet > diameter elektroda).
Untuk menstabilkanbusur maka harus dipertahankan arus yang konstan dengan menggunakan pengatur arus “current stabilizator”.
Banyak dipakai untuk posisi pengelasan vertikal, overhead dan pelat tipis.
Diameter elektroda yang digunakan antara 0.8 – 1.2 mm
Gas plindung yang digunakan : CO2 + Ar atau CO2 murni.
Tingkat kesukaran dari proses ini sangat tergantung dari keadaan hubungan singkat yang terjadi “makin tinggi frekuensi hubungan singkat, makin mudah operasinya”.
Frekuensi sangat tergantung pada :
a. Bahan elektroda dan diameter
b. Amperage dan voltage pengelasan
c. Gas pelindung
d. Ketrampilan weldernya

2. Globular Transfer (jatuhan)
Terjadi apabila GMAW memakai pelindung CO2 atau campuran CO2 sebagai komponen gas utama. Karena CO2 adalah oxidizer, maka cara ini banyak digunakan untuk mengelas konstruksi baja dengan demikian harga pengelasan bisa lebih murah karena gas CO2 jauh lebih murah dari argon. Untuk menghindari problem gas CO yang dapat timbul yang dihasilkan oleh pemanasan yang tinggi, yang dapat mengakibatkan porosity pada lasan, maka las harus mempunyai kandungan Si & Mn.
3. Spray Transfer (Semburan)
Terjadi apabila SMAW memakai voltage listrik tetap, arus listrik DC tinggi dengan polarity terbalik (elektroda positif). Metode spray transfer paling umum digunakan disebabkan :
a. Arus tinggi
b. Ujung elektroda selalu runcing
c. Tiupan busur stabil dan tinggi
d. Deposit rate tinggi
e. Efisiensi tinggi
f. Produktivitas juga tinggi untuk downhand dan horisontal
Karena busur mantap pada saat elektroda mencair langsung disemburkan oleh busur listrik dengan butiran yang lebih kecil dari diameter kawat elektrodanya.
Pencampuran gas CO2 dengan argon akan menghasilkan penetrasi disekitar busur mendangkal dan daerah sekitarnya bertambah dalam dibanding dengan pelindung gas Argon saja.

Travel Speed :
Jika travel speed diturunkan, maka filler metal deposition perunit panjang akan meningkat
Jika travel speed dinaikkan, maka energy panas per unit panjang las disalurkan pada metal induk juga meningkat.
Electron extention : yaitu jarak antara ujung dari contact tube dan ujung dari elektroda . Panjang elektroda extension yang sesuai adalah :
1. Short circuit transfer Mode : ¼ s/d ½ inch
2. Other type of metal transfer : ½ s/d 1.0 inch
Backhand Welding with a drag angle : Apabila gerak elektroda berlawanan dengan arah pengelasan
Forehand Welding with a lead angle : Apabila arah elektroda searah dengan arah pengelasan.
Apabila posisi vertical electrode dirubah dengan sudut, maka penetrasi akan menurun dan weld bead melebar dan merata.
Teknik Drag akan menghasilkan lasan lebih cekung, menyempit, busur lebih stabil dan spatter berkurang.

Mutu hasil pengelasan GMAW tergantung pada variabel :
1. Welding current (Electrode feed speed)
2. Polarity
3. Arc voltage (arc length)
4. Travel speed
5. Electrode extension
6. Electrode orientation
7. Weld joint position
8. Electrode diameter
9. Shielding gas composition and flow rate.

MIG SYSTEM and GUNS :
Advantages :
1. Proses relatif bersih – tidak ada slag
2. Wire feed makes process ideal for production
3. Asap yang dihasilkan sedikit
Disadvantages :
1. Wind and excessive draft yang dihasilkan bisa mempengaruhi shielding gas dan menyebabkan posority
2. Equipment complete, mahal
3. Arc instability due to worn wire liners and contact tips
Komponen pengelasan MIG :
1. CV power supply
2. Wire feeder (digital or non digital)
3. Shielding gas supply
4. Mig Gun

MIG WELDING TRANSFER MODES :
When I should use short circuit :
1. use on material 3mm or less
2. use for welding vertical up or vertical down
3. use on gaps and open roots
4. never use on material over 5 mm (except vertical up), poor side wall fusion can occur.
When I Should use spray transfer :
1. Material 3mm or more
2. Flat and horizontal only, except vertical down on material under 5 mm
3. Caution - poor fusion can result
4. Horizontal filler weld greater than 6mm
5. Manual welder using whipping or weaving techniques
6. Limit single pass, horizontal weld to 8 mm


When I should use Globular transfer :
1. Benefical in bridgeing gaps on heavy material
2. Evident when the ball that form on the tip of the wire is larger than the wire
3. This large ball creates poor arc starts
4. Weld spatter is the primary negative affect.
5. AVOID GLOBULAR TRANSFER

MIG WELDING PARAMETER
The 2 primary welding control :
1. Voltage Control
a. Open circuit voltage (OCV), sebelum pengelasan terjadi trigger sudah ditekan dan wire sudah keluar dari tip tapi pengelasan belum terjadi
b. Welding voltage (CCV), sesudah pengelasan terjadi
2. Wire feed speed (amp) control

STEEL METAL ARC WELDING (SMAW / MMAW)

STEEL METAL ARC WELDING (SMAW / MMAW)

Prinsip pengoperasian adalah dengan menggunakan panas yang dihasilkan oleh loncatan busur listrik / arc dari elektroda akan melelehkan benda kerja dan elektrodanya yang keduanya berada dalam suatu sirkuit listrik.
Peralatan yang digunakan dalam SMAW : Penyuplai arus listrik AC atau DC, Mesin las dan kabel, Elektroda
Pengutupan pengelasan dengan SMAW sangat penting karena akan mempengaruhi kedalaman penembusan pengelasan.
Pengutupan pada SMAW dengan arus DC dapat berupa :
1. Elektroda positif (reverse polarity : DCRP)
2. Elektroda negatif (straight polarity : DCSP)
Proses pengelasan terjadi apabila bususr listrik dari elektroda menyentuh benda kerja, sehingga melelehkan elektroda dan benda kerja.
Tegangan listrik (volt) yang dibutuhkan agar pengelasan dengan SMAW berjalan normal, umumnya berkisar antara 16 s/d 40 volt.
Kuat arus listrik (ampere) yang dibutuhkan : antara 20 s/d 550 amp
Panas yang dihasilkan : antara 9000oF atau 5000oF
Proses pengelasan membutuhkan arus yang cukup untuk melelehkan elektroda dan material dasar dan untuk itu perlu mempertahankan jarak antara ujung elektroda dengan permukaan material induk dijaga tetap.
sifat elektroda yang harus dimiliki selain sebagai penghantar dan bahan pengisi :
1. Pelindung / shielding dapat menghasilkan gas sebagai pelindung logam yang mencair dari kotoran atau gas dari luar pengelasan
2. Pemulung gas / Scavenger – sebagai pemulung gas / gas scavenger, pengikat oksigen / deoxidizer yang berfungsi untuk membersihkan logam cair dari percepatan pertumbuhan bulir material.
3. Stabilitas arus listrik
4. Selimut – dapat menyediakan selimut pembungkus las2an yang masih panas agar dapat meningkatkan kekuatan mekanik, bentuk las-lasan dan kebersihan permukaan lasan
5. Daya campuran yang dapat menigkatkan kekuatan mekanik las-lasan.
Keberagaman fungsi pelindung elektrode misalnya sebagian elektroda mengkonversi pelindungnya menjadi :
1. gas dan panas serta hanya sebagian kecil slag pelindung yang terbentuk
2. Slag oleh panas busur listrik, sehingga hanya sedikit gas yang ditimbulkan. Hal ini dapat diverifikasi dengan melihat hasil pengelasan yang mempunyai endapan slag yang tebal dan metal lasan yang tipis.

Elektroda yang menghasilkan slag yang tebal akan :
1. Membutuhkan ampere yang tinggi
2. Meningkatkan mampu endap / deposit rate
3. Sangat ideal untuk plate yang tebal pada posisi flat / datar

Elektroda yang menghasilkan slag yang tipis akan :
1. Membutuhkan ampere yang rendah
2. Menurunkan mampu endap / deposit rate
3. Sangat ideal untuk pengelasan apa saja pada segala posisi / all position

Keunggulan SMAW :
1. Peralatan relatif sederhana / simple , murah dan mudah dialihkan / portable
2. Pembungkus elektroda dapat melindungi las2an dari oksidasi yang berlebihan pada saat proses pengelasan
3. Tidak membutuhkan pelindung gas atau fluks tambahan
4. Prosesnya kurang sensitif terhadap angin dibandingkan dengan proses pengelasan pelindung gas lainnya
5. Dapat digunakan pada daerah yang terbatas
6. Proses sangat sesuai untuk kebanyakan material metal dan alloy (alpaka)

Ketersediaan elektroda SMAW untuk pengelasan :
1. Carbon and alloy steel
2. Stainless steels
3. Irons
4. Copper
5. Nickel & Alloy
6. Some of alumunium

Keterbatasan SMAW :
1. Ketidaksesuaian pengoperasian untuk mengelas metal yang mempunyai titik lebur rendah seperti timah hitam, timah zinc, karena panas yang dihasilkan selalu tinggi
2. Ketidaksesuaian untuk pengoperasian mengelas metal yang sangat reactive seperti titanium, zirconium, tantalum dan colombium karena gas deoxidasi yang tersedia tidak cukup untuk mengantisipasi oxygen yang timbul
3. Mempunyai deposition rate yang relatif rendah dibandingkan GMAW / MIG
4. Operator duty cycle dan deposition rate secara keseluruhan lebih rendah dibandingkan dengan FCAW
5. Slag harus selalu dibersihkan pada setiap start stop
SMAW dapat menggunakan arus bolak balik / alternating current (AC) atau arus searah (DC).

Faktor yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan arus :
1. Penurunan voltage / voltage drop
a. Penurunan voltage pada arus AC < DC
b. Penggunaan kabel panjang untuk arus AC lebih baik dari DC
2. Arus rendah
a. Dengan diameter elektroda kecil dan arus rendah, maka arus DC lebih baik untuk welding
b. Busur listrik / welding arc DC lebih stabil dibanding arus AC
3. Permulaan busur / Arc starting
Sentuhan busur listrik DC lebih mudah dibanding arus AC karena setiap saat arus AC selalu melewati nol pada setiap saat setiap setengah gelombang / half cycle dan ini menyulitkan starting dan stabilitas busur
4. Panjang busur / Arc length
a. pengelasan dengan panjang busur rendah lebih mudah dengan DC dibanding AC
b. Dengan elektroda apa saja dengan arus DC kecuali tersebut di atas, lebih mudah mempertahankan kedalaman penetrasi yang rendah dengan teknik menyeretnya dibandingkan arus AC
5. Tiupan busur / Arc blow
Arus DC selalu mengalami persoalan arc blow / tiupan busur yang disebabkan oleh magnet yang timbul. Hal ini sangat jarang ditemukan pada arus AC yang disebabkan perlawanan magnet yang konstan sebesar 120 kali per detik.
6. Posisi pengelasan / welding position
Arus DC dalam hal tertentu lebih baik dari AC untuk posisi pengelasan vertical dan overhead karena dapat menggunakan arus searah. Namun dengan penggunaan WPS / elektroda yang sesuai , arus AC juga dapat menghasilkan las an yang bermutu.
7. Ketebalan logam induk / metal thickness
a. Baja lembaran atau penampang tebal dapat dilas dengan arus DC
b. Pengelasan dengan busur arus AC untuk baja lembaran kurang diminati dibanding busur arus DC
c. Namun dalam praktek penggunaan di lapangan penggunaan busur AC atau DC sama-sama dapat menghasilkan lasan yang bermutu tergantung WPSnya
d. Penggunaan sumber daya SMAW harus menggunakan type arus konstan / current constant type
e. Konstant voltage / voltage constant sangat menyulitkan welder untuk mempertahankan panjang busur yang diinginkan
Proses SMAW dapat digunakan untuk penyambungan dan pelapisan permukaan (surfacing) bermacam metal dasar.
Elektroda pembungkus SMAW untuk material dibawah ini secara umum mudah di dapatkan :
1. Carbon steel / baja karbon
2. Low alloy steel / baja campur rendah
3. Corrosion resisting steel / baja tahan korosi
4. Cast iron / besi tung
5. Alumunium and alumunium alloy
6. Nickel and nickel alloy

Elektroda tersedia dipasaran untuk pemakaian :
1. Tahan aus / wear resistance
2. Tahan korosi / corrotion resistance
3. Tahan benturan / impact resistence
Elektroda SMAW adalah hygroscopic (langka air) dan sangat rentan terhadap uap air. Penangan low hydrogen electrode setelah dikeluarkan dari pembungkusnya ialah dengan menyimpannya di dalam oven dan dilapangan dengan menggunakan portable oven (quiver).
Peningkatan jumlah hydrogen pada pengelasan akan mengakibatkan retak dingin (cold cracking). Ini harus dihindarkan

Penggunaan SMAW paling luas digunakan dalam pelapisan metal :
1. Cladding (pelapisan)
2. Buttering & Build up (membangun uap / regangan)
3. hard surfacing (pengerasan)

Tujuan / alasan dari pelapisan permukaan :
1. Corrosion resistance (tahan korosi)
2. Metallurgical control (pengendalian sifat metal)
3. Dimensional control (pengendalian ukuran)
4. Wear resistance (tahan keausan)
5. Impact resistance (tahan kejutan)


Sambungan dan persiapan / joint design & preparation.
Design sambungan las dirancang untuk menghasilkan kekuatan pengelasan sama atau lebih besar dari kekuatan material yang disambung pada kondisi pengelasan yang diinginkan.

Sambungan las harus memperhatikan tegangan (service stress) dan temperatur operasinya karena hasil pengelasan dapat meminimalkan tegangan sisa (residual stress) yang dapat mengakibatkan retak dingin dan retak kelelahan .
Sambungan dengan beban dinami dan statik harus dipertimbangkan .
Beban dinamik harus dapat menghindari retak kelelahan dan patah rapuh dalam pengoperasiannya.

Efek dari desain sambungan las :
1. Groove welds (las kampuh)
Pemilihan desain groove dipengaruhi oleh : Suitability, accessibility, cost of welding, welding position.
2. Fillet welding (las fillet) – tidak di bevel
Adalah untuk menggantikan groove weld las-lasan yang tidak mengsyaratkan kekuatan , merupakan cara ekonomis dan umum diterapkan. Fillet weld – tidak atau sangat sedikit penetrasi pada metal dasar namun harus bebas dari ketidak fusian. Fillet weld umum digabungkan dengan groove weld untuk mengurangi konsentrasi tegangan . Untuk mengukur kecekungan minimum dari las fillet dapat diukur dengan welding gage.
3. Welding backing (penyangga lasan)
Pemakaian lasan penyangga dapat membantu pencapaian lasan yang mulus dan penetrasi penuh
4. Backing strip (pita plat penyangga las)
Pelat strip yang relatif sama jenisnya dengan material induknya dan dipasangkan dibelakang sambungan
5. Copper backing bar (batang tembaga penyangga las)
Merupakan logam yang mempunyai sifat penghantar panas yang baik. Copper juga dipakai untuk menghindari menyatunya metal las akar yang cair dengan baking bar apabila persyaratan backing harus dilepas
6. Non metallic backing (penyangga las non logam)
Bentuk backing yang umum digunakan untuk SMAW ialah Grabular flux dan Refractory material yang ditempelkan dibelakang lasan dan setelah selesai baru dilepas.
7. Backing weld (lasan penyangga pengelasan)
Dilaskan pada bagian belakang yang akan disambung dengan jumlah layer dan passnya lebih dari satu pass.
Backing weld harus dilas lebih awal sebelum pengelasan root pass dari sisi muka pengelasan (welding face)
8. Fit up (penyetelan)
Yang diperhatikan pada saat penyetelan groove weld ialah bukaan akar (root opening) dan kelurusan elemen / struktur yang disambung dengan sumbu pengelasan. Kelebaran root opening akan mengakibatkan burn through dan kesulitan pengelasan.
9. Run-on & Run-off Tabs (sambungan ujung sementara)
Untuk menjaga mutu lasan pada tepi dan ujung dari elemen struktur yang akan di las. Materia run-on / run off tabs, joint dan WPS harus sama dengan material induk.
10. Preheating (pemanasan awal)
Pemanasan material sebelum dan pada saat pengelasan dianjurkan untuk mendapatkan material property lasan dan HAZ yang diinginkan sesuai WPS. Pemanasan yang berlebihan akan merusak material lasan dan menabah HAZ. Pre heat terus menerus boleh dilakukan pada thickness material karbon steel yang lebih dari 2 inchi., juga pada pengelasan besi tuang. Preheat menggunakan heating torch (tidak boleh pakai cutting torch). Unuk material yang tebal, saat tack weld harus dilakukan preheat. Untuk mengecek suhu diukur daerah belakang, jangan pada daerah preheat karena daerah belakang belum tentu panasnya sudah sesuai dengan daerah depan.
11. Typical joint geometries (typical untuk sambungan las)
WPS (Welding Procedure Specification), dipengaruhi oleh :
1. Material
2. Elektroda
3. Joint Desain
4. Amoerage
5. Voltage
6. Polarity
7. Posisi pengelasan
8. Kualifikasi welder
9. Travel speed
10. Welding progression
11. Pengujian
12. PWHT (Past Weld Heat treatment) – perlakuan panas setelah pengelasa untuk mengembalikan posis mikro ke posisi semula)
Mutu las-an dipengaruhi oleh :
1. Material yang disambung dan Elektrodanya
2. Kualifikasi juru las / welder
3. Posisi dan desain sambungan
4. Kuat arus, voltage dan polarity
5. Kecepatan pengelasan
6. Arahpengelasan dan teknik pengelasan.
Passes : Root pass (paling bawah) , fill pass, Hot pass, cover pass (paling atas)

STEEL CUTTING & WELDING

Photobucket

STEEL CUTTING & WELDING

Aplikasi pemotongan logam (metal cutting) dalam konstruksi sangat luas, meliputi konstruksi :
1. Perkapalan (shipping & ship building engineering)
2. Anjungan minyak lepas pantai (oil & gas offshore plaform & facilities engineering)
3. Bangunan tinggi konstruksi metal (geberal high rise building construction)
4. Jembatan (Bridge construction)
5. Bejana tekan (Pressel vessel)
6. Ketel uap (boiler & steam generator engineering)
Pada awalnya penggunaan alat potong logam dengan filosofi memisahkan ikatan dari molekul-molekul logam dengan menggunakan gergaji, pahat, gunting (metode konvensional) yang terbuat dari logam yang lebih keras dengan logam yang dipotong.
Dengan filosofi mencairkan benda yang akan dipotong maka berkembang berbagai metode-metode pemotongan logam dengan berbagai sumber panas yang digunakan sesuai dengan ketersediaan dan efisiensi kerja. Sumber panas yang digunakan ada yang berasal dari pembakaran arang kayu, kokas, busur listrik, sinar laser dan busur plasma dan lainnya.
Kehalusan sela potong (kerf) tergantung dari :
* Kecepatan Potong
* Kontinuitas pemotongan
* Pemanasan selama pemotongan
* Debit Oxy
* Kemurnian Oxy
* Ketrampilan operator

OXY CUTTING
Pemotongan logam di bagi sebagai berikut :
1. Pemisahan ikatan molekul logam
a. Gergaji / saw : untuk bentuk yang tebal dan pejal misalnya shaft kapal, profile.
b. Gunting / shear ; untuk logam pelat tipis dan lunak
c. Pahat / chisel ; untuk hal-hal khusus
d. Bubut / lathe ; untuk hal-hal khusus
2. Memanaskan, mencairkan, menguapkan dan memisahkan logam
a. Konvensional misalnya dengan arag
b. Campuran oxygen dan gas bakar (oxy fuel cutting)
Misalnya dengan acytelene, benzene, LPG, menthane
c. Busur Listrik (arc gouging)
d. Sinar laser / laser beam cutter
e. Busur listrik plasma

Fungsi Nyala pemanasan :
1. Menaikkan temperatur logam ke oxy ignation temperatur
2. Melindungi semburan gas oxy tehadap pengaruh atas
3. Dapat membersihkan kotoran-kotoran ringan pada permukaan baja bagian atas karat (karat, scale, cat, dll)

Syarat-syarat logam dapat dipotong dengan OXY :
1. Titik Lebur Logam lebih besar dari oxy ignation temperatur --> menghindari pencairan logam sebelum reaksinya berlangsung)
2. Titik lebur oksida logam lebih kecil dari pada titik leleh logamnya
3. Titik lebur oksida logam lebih kecil dari temperatur yang dihasilkan untuk reaksi pemotongan
4. Koefisien konduksi panas dari logam harus rendah.
5. Oksida yan g terbentuk selama proses potong harus encer (SiO2 kental)
6. Logam harus mempunyai batas limit ketidakmurnian dari unsur lain (C, Cr, Si) dan menigkatkan herdenability (mo dan w).

Faktor-faktor dalam memilih bahan bakar :
1. Pengaruh pada kecepatan potong
2. Waktu yang diperlukan untuk pemanasan
3. Harga bahan bakar
4. Jumlah pemakaian bahan bajar
5. Kemampuan bahanbakar untuk digunakan dalam operasi lain
6. Kesiapsediaan bahan bakar dipasaran.


Typical Torch System :
1. Oxygen cylinder (Tabung lebih tinggi, warna hitam / hijau, putaran regulator ke kanan / CW)
2. Acetylene cylinder (Tabung lebih rendah, warna merah, putaran regulator ke kiri / CCW)
3. Method of securing the cylinder:
a. Caps : - Protect valve from being knock off
- Must be in place regulators are off
b. Regulator :
- Gauge – high and low pressure
- Bonnet – weaknest point
- Adjusting screw – clockwise - on
c. Backflash arrestors : Mencegah api balik ke dalam botol
- Orch / manifold
- regulator / torch
d. Hoses : - Oxygen : GREEN
- Acetylene : RED
e. Torch body ; single stage / dual stage
f. Torch head
g. Torch tip
h. Clothing and eye / face protection

Oxygen cylinder :
- Oxigen murni ~99 %
- Pressure : 2200 psi at 70 F
- Hydrosatic tested : 3300 psi
- Forged from 1 single piece of steel no welding
- Minimum of 1/4 thickness
- Annealed periodically (once in 5 years) : dibakar dengan suhu tertentu agar struktur mikro kembali normal

Oxygen valve :
- Brass Construction :
* Menghindari terjadinya spark saat membuka /
menutup valve
* Menjaga agar tidak terjadi korosi / keausan
- Double back seat - NEVER LEAVE HALF OPEN
- Pop off valve - (fragile disk)
- Right hand (RH) thread
Liquid oxygen disimpan di DEWWER FLASK
Oxygen dibekukan sebelum disimpan ke dewwer flask untuk mempermudah transportasi
DRAWWER FLASK dilengkapi EVAPORATOR (pengubah beku ke gas)

Acetylene cylinder :
- Acetone - absorbs acetylene under pressure
- Consumption rate = 1/7 content per hour --> idealnya 7 jam habis
- Fusible plug -212 F
- Let stand upright at least 20 minutes before using --> agar acetalyne yang pure naik ke atas
- protected valve or cylinder
Acetylene valve :
- Brass Construction :
- Packed valve - OPEN 1/2 to 3/4 TURN
- Hand wheel or tank wrench - NEVER REMOVE WRENCH during use
- RH (Male) or LH (female) thread
Acetylene : Made from Calcium carbide and Water

FLAMES TYPE :
1. Carbodizing : ACETYLENE >> banyak dari Oxy (tidak bagus untuk pemotongan)
2. Neutral : fuel = oxy (bagus untuk pemotongan)
3. Oxidizing : OXY >> acetylene (tidak bagus untuk pemotongan)

Safety operating procedures :
1. Acetylene safety precaution
2. Oxygen safety precaution
3. Procedure for changing tanks
4. Setup procedure for oxy –acetylene system
5. Procedures for lighting oxy-acetylene systm
6. Shutdown procedure for oxy – acetylene system
7. Flames types

Safety :
1. Backflash : turn oxygen off first
2. Watch where you cut
a. Don’ t blow molten metal toward another person
b. Don’t melt the hoses
c. Don’t drop metal on hoses
d. Don’t let hoses lay on hot metal

ARC GOUGING & PIERCING
Cara pemotongan logan dengan busur listrik adalah dengan Mencairkan logam yang dipotong dengan menggunakan sumber panas dari busur lsitrik yang dihasilkan oelh elektroda karbon dan kemudian cairan logam disembur dengan udara bertekanan.
(lihat gambar busur listrik / arc gouging page`62)

LASER BEAM CUTTING
 Laser adalah suatu sumber panas yang mempunyai karakteristik yang khusus karena dapat difokuskan menjadi titik yang sangat kecil sekali dan menghasilkan power density yang sangat tinggi sehingga dapat melelehkan atau menguapkan logam
Power density : 6.5 x 106 s/d 6.5 x 108
 Cara pemotongan : Dengan melelehkan logam secara terkonsentrasi (locally melting) atau menguapkan logam dengan panas dari suatu sinar laser.
 Pengeboran dengan sinar laser adalah suatu proses operasi pulsa yang mempunyai density tinggi dan waktu yang lebih singkat dari laser cutting
Penggunaan gas sebagai peningkatan kecepatan dan kehalusan pemotongan dapat menggunakan gas oxygen bertekanan tinggi.
CO2 berkemampuan inggi dapat memotong pelat karbon setebal 1" (25.4 mm).
Batas ketebalan sampai 0.375" (9.5 mm) untuk menjaga pemokusan sinar laser --> menjaga mutu
Kelebihan : Sangat cepat, halus, presisi, tanpa rework

PLASMA CNC CUTTING
 Cara pemotongan : Dengan busur plasma yang dihasilkan oleh ionisasi gas di dalam chamber potong
 Busur plasma (JET) dihasilkan dari proses pemanasan dengan listrik terhadap plasma gas yang terbentuk yang dapat menghasilkan panas yang sangat tinggi sehingga molekul gas terionisasi dan menghasilkan energi sangat tinggi yang dapat melelehkan logam
Jenis gas yang digunakan : Gas Argon, Helium, Nitrogen.
Penambahan hydrogen atau oxygen ke dalam gas diperlukan untuk menaikan daya hantar.
Semakin tinggi daya hantar gas maka semakin tinggi panas yang dihasilkan.
Gas Flow Rate : 2 s/d 20 Cfh
Temperatur yang dihasilkan : 6000 s/d 10.000 F
Kecepatan rambat (propagation speed) : s/d 20.000 feet per detik.


Elektroda yang digunakan : LAS TIG / GTAW
a. WOLFRAM ' TUNGSTEN
b. TUNGSTEN ALLOY

Sumber tenaga yang dipakai : Listrik arus DC yang didapatkan dari generator DC atau rectifier (trafo) yang besarnya berkisar 600 s/d 1.000 amps
Cara Mengontrol panas :
a. Mengubah besaran arus
b. Mengubah ukuran orifice
c. Mengubah komposisi gas
d. Merendam benda yang dipotong
Busur listrik plasma dibagi menjadi 2 type :
1. Transferred
2. Non-transferred
Perbedaan busur listrik TIG dengan plasma Arc weld : Tinggi busur listrik plasma arc weld lebih tinggi dari TIG / GTAW.

BASIC OF WELDING

BASIC OF WELDING
Penggunaan teknologi pengelasan dewasa ini sangat luas dan beragam penggunaan, mulai dari proses penambahan, penyambungan dan perbaikan.
Luas penggunaan disebabkan
1. Penggunaan teknologi las yang terus berkembang
2. konstruksi bangunan relatip lebih ringan
3. mempermudah penyediaan material kontruksi
4. biaya kontruksi menjadi lebih murah
Ruang lingkup aplikasi las
1. perkapalan
2. anjung minyak lepas pantai
3. bangunan tinggi kontruksi metal
4. jembatan
5. bejana tekan
6. pipa penyalur
7. ketel uap

* WELDING DEFINITION

Welding is a methode of achieving an inter-otomic bond between two part:
with or without the application of heat
with or without the application of pressure
with or without the additional feller metal
every welding process must fulfill the four requirements listed bellow:
a supply of energy to creat an union by fusion or pressure
a mechanism for removing superficial contamination from the joint face
avoidance of atmospheric contamination
control of welding metallurgy
* BRAZING DEFINITION
Brazing is methode of joining part by additional of
1. Filler metal and with the application of heat
2. the metal point of filler metal is to be less than that of the base metal and above 450 derajat celcius
* SOLDERING DEFINITION
Soldering is a methode of joining part by additional of :
Filler metal and with the application of heat
the metal point of filler metal is to be less than that of the base metal and above 450 derajat celcius
• ARC WELDING ( A.W )
The term arc welding applies to a large and diversified group of welding process that use an electric arc as the source of heat.
Sumber energi yang umum digunakan dalam penggunaan arc welding adalah listrik yang disuply power station atau generator.
Secara umum sumber listrik yang dihasilkan generator atau power station dapat berupa :
Alternating current ( AC )
Direct Current ( DC )Atau AC / DC
Karakteristik arus yang dihasilkan dapat bersifat :
1. arus konstan
2. tegangan konstan
3. atau kedua2nya
4. pulsing output methode
beberapa sumber energi listrik hanya menghasilkan arus tertentu, misalnya
1.transformer type power supply source, menghasilkan arus AC saja
2. tranfomer rectifier power source dapat menghasilkan AC dan DC
3.electrik motor generator power source, umumnya mengasilakn DC saja.
• FORCE IN THE ARC
1.Pinch effect
2.Kinetik energy
3.gravitational weight
• FORCES ON THE WELD POOL
All of the forces :
1. pinch Effect
2. kinetic energy
3. grafitation or at last two, pich effect and kinetic energy
• ARC initiation
To srike an arc, a conducting medium of ionized gases is required. This can be done in two way iat atmospheric pressure :
1.by applaying a sufficiently hight voltage ( 10V ) to cause a discharge.
2. by touching the electrodes and drawing thwm part, know as touch drawn metode. The electrodes are withdrawn about ¼”
An electrict Arc provides :
1.a source of heat
2.Transver of molten metal from electrode to work
3.removel of surface film at cathode by bombardment of heavy particles protons.
There are three parameters, which determine the heat input :
1. Current
- low current will product an irregular bead which sit on the top of the plate without much fusion or penetration
- hight current product good fusion and penetration, but will cause excessive spatter and undercut
2. Voltage
- low voltage will produc an irregular narrow bead with poor penetration and tendency for slage inclusion
- hight voltagewill give good penetration and wide bead but will cause spatter and nitrogent pick-up
3.Speed
- low welding speed will give broader beads which tend to overlap on the work
- hight welding speed will product peaky and undercut beads, and poor penetration.
* ARC WELDING PROCESED
- Shellded metal arc welding ( SMAW/MMAW )
Prinsip pengoperasian adalah dengan menggunakan panas yang dihasilkan oleh loncatan busur listrik / arc dari elektroda akan melelehkan benda kerja dan elektrodanya yang keduanya berada dalam suatu sirkuit listrik. (lihat gambar pada page 11)
Peralatan yang digunakan dalam SMAW : Penyuplai arus listrik AC atau DC, Mesin las dan kabel, Elektroda
Pengutupan pengelasan dengan SMAW sangat penting karena akan mempengaruhi kedalaman penembusan pengelasan.
Pengutupan pada SMAW dengan arus DC dapat berupa :
1. Elektroda positif (reverse polarity : DCRP)
2. Elektroda negatif (straight polarity : DCSP)
Proses pengelasan terjadi apabila bususr listrik dari elektroda menyentuh benda kerja, sehingga melelehkan elektroda dan benda kerja.
Tegangan lsitrik (volt) yang dibutuhkan agar pengelasan dengan SMAW berjalan normal, umumnya berkisar antara 16 s/d 40 volt.
Kuat arus listrik (ampere) yang dibutuhkan : antara 20 s/d 550 amp
Panas yang dihasilkan : antara 9000oF atau 5000oF
Proses pengelasan membutuhkan arus yang cukup untuk melelehkan elektroda dan material dasar dan untuk itu perlu mempertahankan jarak antara ujung elektroda dengan permukaan material induk dijaga tetap.
5 sifat elektroda yang harus dimiliki selain sebagai penghantar dan bahan pengisi :
1. Pelindung / shielding dapat menghasilkan gas sebagai pelindung logam yang mencair dari kotoran atau gas dari luar pengelasan
2. Pemulung gas / Scavenger – sebagai pemulung gas / gas scavenger, pengikat oksigen / deoxidizer yang berfungsi untuk membersihkan logam cair dari percepatan pertumbuhan bulir material.
3. Stabilitas arus listrik
4. Selimut – dapat menyediakan selimut pembungkus las2an yang masih panas agar dapat meningkatkan kekuatan mekanik, bentuk las-lasan dan kebersihan permukaan lasan
5. Daya campuran yang dapat menigkatkan kekuatan mekanik las-lasan.
Keberagaman fungsi pelindung elektrode misalnya sebagian elektroda mengkonversi pelindungnya menjadi :
1. gas dan panas serta hanya sebagian kecil slag pelindung yang terbentuk
2. Slag oleh panas busur listrik, sehingga hanya sedikit gas yang ditimbulkan. Hal ini dapat diverifikasi dengan melihat hasil pengelasan yang mempunyai endapan slag yang tebal dan metal lasan yang tipis.

- Submerged arc welding ( SAW )
Proses las GMAW ialah dan retak dengan arus dipasok bersamaan dengan kawat pejal pengisi secara otomatis. Kawat elektroda dilindungi dengan gas pelindung dari luar.

Prosesnya : setelah operator pertamakali menset arus, voltage dan kecepatan kawat las sesuai dengan kebutuhan WPS, mesin las akan secara otomatis mengatur busur arusnya. Sehingga operator hanya diperlukan menggerakkan gun tube ke arah pengelasan. Apabila dioperasikan secara otomatis, para welder hanya diperlukan untuk menset awal, mengamati dan mematikan.
Gas pelindung yang umum digunakan ialah Argon, helium atau campuran dari keduanya. Untuk memantapkan busur kadang ditambahkan gas O2 (2 – 5 %) atau CO2 (5 – 20%)

Keunggulan GMAW
1. Konsentrasi busur tinggi, stabil dan percikan api sedikit sehingga mudah pengoperasiannya
2. Penggunaan arus yang tinggi dan kecepatan tinggi sehingga meningkatkan produktivitas
3. Slag terbentuk cukup banyak sehingga dapat melindungi lasan yang masih mencair dan retak
4. Ketangguhan pelindungan udara luar yang tinggi sehingga dapat menghindarkan lasan dari kontaminasi gas luar yang dapat mengakibatkan porosity

Dasar peralatan yangdibutuhkan, terdiri dari :
1. Welding gun and cable assembly / pemegang elektroda dan sambungan kabel
2. Elektroda feet unit / pemasok kawat elektroda
3. Power supply / pemasok arus listrik
4. Source of shielding gas / sumber dan pemasok gas

Kombinasi pemasokan kawat las:
1. Voltage tetap dengan konstan kecepatan kawat las (paling umum dipakai untuk mendapatkan mutu lasan yang diinginkan)
2. Arus tetap namun kawat elektroda dengan konstan Voltage (V) tetap
Dengan memperpanjang keluaran (stick out) kawat elektroda pada moncong welding gun, maka secara otomatis pasokan arus akan menurun sehingga akan mempertahankan panas pengelasan yang stabil.
Alternatif proses pemasok arus pada GMAW kadang diperlukan untuk mengelas alumunium dengan menggunakan arus tetap dan kecepatan elektroda yang konstan.
Panas yang dihasilkan proses pengelasan GMAW cukup tinggi apabila dioperasikan secara kontinu maka peralatan mesin las GMAW ada yang dilengkapi dengan pendingin air (water calcullation)

- gas metal Arc welding ( GMAW/MIG )
- Flux-cored arc welding ( FCAW )
- Plasma Arc Welding ( PAW)
- Spot Arc Welding ( SpAW )
* RESISTANCE PROCESS
- Flash butt welding ( FW )
- Resistance spot welding ( RSW )
- Resistance seam Welding ( RSEW)
- hight Frequency resistace welding ( HFRW )
*THERMO CHEMICAL PROCESED
- Oxy fuel gas welding ( OFW )
- Thermit Welding
* RADIATION PROCESS
-Laser beam welding
- Electron beam Welding
* SOLID PHASE PROCESS
- Cold pressure welding ( CW )
- Explasion welding ( EXW )
- Ultrasonic Welding ( USW )
*MISCELLANEOUS PROCESS
- Electro slag Welding ( ESW )
- Electro gas welding ( EGW )

ARC WELDING - MMA

ARC WELDING - MMAPhotobucket
The term 'arc welding' covers a large number of welding processes. What they have in common is the fact that they all use electric current to melt the filler metal and the parent metals.
The term 'arc welding' is commonly used only about manual arc welding with a coated electrode. That's why the process is called 'Manual Metal Arc welding' - (MMA).
When referring to other arc welding processes, welders use other terms, such as TIG, MIG or CO2 welding, for example. In these processes a gas is used to shield - to protect - the weld pool, and that's why these processes are often referred to as 'gas-shielded processes'. Gas-shielded arc welding can also be carried out manually, but it is more widely used for automatic or semi-automatic processes.
MMA
Manual metal arc (MMA) welding is often referred to as shielded arc welding (SMAW) in the USA. Arc welding with a coated electrode is usually carried out manually. It is the most widely used welding process and accounts for approximately 50% of all the welding carried out in the world today, although this percentage is decreasing because of the increased use of gas-shielded processes.
There's a great variety of electrodes that are used in MMA. And the choice of electrode depends on the type of metal that's to be welded, its thickness and preparation, and of cause the quality of the welded joint. What they have in common is that the electrodes used in manual arc welding are 'coated'; they consist of a core surrounded by a layer, a coating.
The core functions as an electrode: it conducts the electric current that is taken from the welding machines. When the electrode touches the metal plates, there's a short circuiting of the current. This short circuiting creates an eletric arc that's like a hot flame that melts the core and the metals that the electrode touches.
The coating contains various substances and its purpose is to protect the weld pool from the oxygen and impurities in the air. During welding the coating melts and creates a gas shield around the pool. Apart from protecting the weld pool, the coating also has another important function: to add alloying elements to the weld so as to improve its quality. The coating also improves arc initiation and arc stability. Some of the minerals or substances in the coating will settle on the finished weld as slag, but can be removed easily.
Welding Equipment
All kinds of arc welding are carried out by means of electric current supplied from the mains to the welding machine. This is an alternating current commonly of 230V. The welding machine is often referred to as a transformer or a rectifier depending on the current that it supplies for the welding process. If the current is direct current - dc -, the welding machines is referred to as a rectifier because it changes - rectifies - the alternating current from the mains into direct current.
This voltage level of the current taken from the mains is dangerous in case the welder touches the uninsulated parts of the electric wires. As a safety measure, regulations state that for manual arc welding the voltage level should be less than 80V ac or 100V dc. This voltage level is commonly called 'the open circuit voltage' or 'the no load voltage'. Welders use the abbreviation OCV for 'open circuit voltage'. This voltage level is not the same as the voltage level that's used during welding. The latter voltage ranges between 20 and 25 volts for most types of electrodes. Most welding machines are able to step down and rectify the current to different levels, and they are equipped with switches and dials for this purpose.
Polarity
When welding with direct current - dc -, the electrode can be connected to either the positive pole or the negative pole of the terminal; 'positive polarity' or ' negative polarity' are the terms that are most commonly used. If the electrode is connected to positive polarity, the workpiece must be connected to negative polarity. This connection is called 'positive polarity' or 'electrode positive'. In America, the term 'reverse polarity' is used about such a connection.
If the electrode is connected to negative polarity, the term used is 'electrode negative'. In the US, the term 'straight polarity' is preferred.
The most common parameters for the correct setting of the electric power are ac or dc, voltage and ampere. The levels of these welding parameters depend to a large extent on the type of metal to be welded, the welding position and the specifications as to the quality of the welded joint. Information concerning parameters and welding procedure is stated in the drawings and the job specifications.
In arc welding there are two cables, leads, connected to the welding set. One lead is connected to the output terminal, the supply terminal of the welding set. The output terminal can be either ac or dc, the polarity is usually positive, but may be negative in some cases. The other end of the output cable is connected to the electrode holder. The second lead is the return cable which is connected to the welding machine at one end and to an earth clamp at the other end. During welding, the earth clamp is clamped to the workpiece.
Welding is started by bringing the electrode in contact with the workpiece. When contact is made, the flow of electricity is short-circuited. The electrode is then lifted some millimetres above the workpiece, and an electric arc is created between the workpiece and the electrode. The electric arc is actually a spark between the two terminals of the electric circuit: the workpiece and the electrode. When the arc is made, the fusion temperature of the metals and the electrode is quickly reached.
Gas-shielded arc welding (GMAW)
In gas shielded arc welding a separate gas is used to protect the weld pool. The filler wire that is used may either be consumable electrode, as in MMA or MIG welding. In these processes the filler wire - which is identical with the electrode - melts during welding. But the electrode can also be non-consumable, as in TIG welding. In TIG welding therefore a separate filler wire is used together with an electrode.
The core of the filler wire contains the same material as the metals. It may consist of carbon steel or an alloy steel. During welding the core conducts the welding current and is melted and fused with the base metal to form one continuous weld.
TASKS
CC (constant current) - CV (constant voltage)
Explain the abbreviations "CC" (constant current) and "CV" (constant voltage).

on Saturday 24 July 2010


C10 HAzardous Piping Systems

on Friday 12 February 2010

C10 HAzardous Piping Systems

Khusyu' itu mudah...

Khusyu Itu Mudah - Ver 1-1

Pelatihan Sholat Khusyu'

PELATIHAN SHALAT KHUSYU

API 1104 Welding pipeline and related facilities

API_STANDARD_1104__1999

API 574 Inspection Practices for Piping System Components 2nd Edi 1998

on Thursday 11 February 2010

API 574 Inspection Practices for Piping System Components 2nd Edi 1998

Sholat khusyu' itu mudah

on Friday 5 February 2010

Shalat Khusyu Itu M .. U .. D .. A .. H
Mungkin Anda tak percaya, tapi ini fakta
BACA - COBA - BISA
mardibros
Daftar Isi i
Kata Pengantar Abu Sangkan 1
Prakata 3
Shalat Khusyu' Itu Mudah 5
Kegagalan meraih khusyu’ 6
Mendadak khusyu' 6
Peka dan tanggap lingkungan 8
Khusyu’ menurut Al Qur'an 9
Siapkan diri untuk khusyu' 11
Babak I : Kesadaran Berketuhanan 13
3 golongan manusia 13
Mengukur kadar keimanan 15
Dzikirlah sebanyak-banyaknya 17
Sang pencipta langit dan bumi bernama Allah 18
Berbuat dengan penuh kesadaran 21
Babak II : Tunduk dalam Kepasrahan 22
Evaluasi pelaksanaan rukun shalat 22
Bacaan bukan panglima 23
Rukun shalat yang dilupakan 24
Gerakan yang menghantarkan jiwa 25
Rukuk dan sujud dengan penuh kerendahan 27
Sempurnakan sujud dan rukuk 31
Babak III : Berdialog dengan Allah 33
Allah menjawab setiap pujian dan doa 33
Komunikasi dua arah 35
Perjalanan Masih Panjang 39
Referensi 41
Penutup 42
Halaqah & Informasi Shalat Khusyu' 43
SKIM
















i
Kata Pengantar
Abu Sangkan
Sekilas saya rasakan, buku ini seolah mengajak dan menuntun untuk merasakan, bukan memikirkan!! Ketika rukuk dan sujud, terasa sekali ketenangan ruas-ruas tulang dan otot menjadi rileks. Ketika mengucapkan tasbih dengan penghayatan dan seolah memberikan pujian dihadapan Allah dengan sesungguhnya. Terasa sekali desiran hati akan sentuhan kalimat tayyibah menyusup dengan jelas. Sungguh sajian yang menarik untuk dimiliki dan dirasakan secara langsung.
Kalau masih mempunyai hobbi berdebat lalu mencari kesalahan dan mencari pembenaran atas aliran-aliran fikih dalam Islam, disarankan jangan baca buku ini. Karena saya pikir, khusyu’ itu tidak hanya dimiliki oleh satu aliran fikih saja. Akan tetapi, bisa dirasakan oleh siapa saja yang meyakini akan pertemuannya dengan Allah dikala berdiri shalat. Apapun jalan syariatnya, yang penting sesuai dengan nash yang sudah disepakati oleh jumhur ulama salaf maupun khalaf dan semuanya mengacu kepada hadist Nabi:
Shallu kama raitumuuni ushalli
Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat..
Saya sangat appreciate, atas diterbitkannya buku saudara Mardibros. Karena untuk menjalankan shalat yang khusyu’, tidak harus menjadi ahli dalam bidang agama yang luas. Sebagaimana orang yang hendak menunaikan ibadah zakat , haji ataupun berpuasa. Ilmu yang diperlukan hanya sekitar hukum-hukum fikih, zakat, haji dan puasa. Disamping itu, hanya diperlukan sebuah keyakinan adanya Allah yang sangat dekat. Kalau keyakinan itu ada, tidaklah mungkin orang yang meyakini adanya Allah yang Maha Melihat, lalu shalatnya terburu-buru. Kalau dia meyakini bahwa Allah Maha Mengetahui gerak-gerik hati setiap hamba-Nya, tidak mungkin shalatnya tidak serius.
Masihkah masalah shalat khusyu’ menjadi persoalan yang harus diperdebatkan dan diberikan alasan bermacam-macam. Hanya gara-gara tidak serius atas seluruh ibadahnya, lalu mengatakan shalat khusyu’ itu tidak ada bahkan mengatakan tidak mungkin.
Padahal dengan tegas, Al Qur’an mengatakan :
Qad aflahal mu’minuun, alladziina hum fii shalaatihim khasyi’uun.
Sungguh beruntung orang-orang beriman, yang di dalam shalatnya dilakukan dengan rasa khusyu’. (QS Al Mukminun [23]:1-2).
SKIM
1
Sebaliknya Al Qur’an juga mengatakan bahwa ada shalat yang dilakukan oleh orang-orang munafik.
Innal munaafiqiiina yukhadi’uunallaaha wa huwa khaadi’uhum, idzaa qaamuu ilash shalaati qaamuu kusaalaa yuraauunan naasa wa la yadzkuruunallaaha illaa qaliilaa.
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah juga akan membalas atas tipuannya tersebut. Mereka itu apabila melaksanakan shalat dilakukan dengan perasaan malas, dan mereka tidak serius didalam mengingat Allah kecuali hanya sedikit saja. (QS An Nisaa’ [4]:142)
Singkatnya, shalat itu ada dua jenis yang tercantum dalam Al Qur’an, yaitu shalatnya orang mukmin dan shalatnya orang-orang munafik. Tinggal kita menilai, jenis shalat yang mana yang biasa kita lakukan.
Abu Sangkan
Jakarta, 31 Agustus 2008
SKIM
2
Prakata
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.
Berangkat dari keinginan untuk sebanyak mungkin mencegah perbuatan keji dan mungkar, saya pun ikut aktif membantu guru saya, ustadz Abu Sangkan, dalam menyebarkan shalat khusyu’. Lebih lanjut, saya memberanikan diri untuk membuka pintu rumah bagi orang-orang yang datang untuk mempelajari shalat khusyu’. Saya sendiri sebetulnya tidak memiliki ilmu agama yang memadai. Belum pernah mengikuti pesantren, pengetahuan agama saya peroleh dari membaca dan mengikuti beberapa kegiatan pengajian. Saya juga bukan orang yang pandai berbicara. Saya adalah orang yang sering tergagap-gagap dan cepat kehabisan bahan jika harus berbicara sendiri. Untunglah, orang-orang yang datang ke rumah umumnya adalah para pencari sehingga berbagi pengalaman spiritual dengan mereka menjadi pembicaraan yang mengasyikan.
Pelahan tapi pasti, melalui tahap trial and error yang cukup panjang, akhirnya saya mulai menemukan format pelatihan shalat khusyu’ yang ringkas untuk diterapkan di rumah. Kegiatan halaqah akhirnya terselenggara secara rutin setiap Jum'at malam di rumah pun. Pelatihan tersebut merupakan kompilasi atas pemahaman saya dari pelajaran shalat khusyu’, makrifat dan hakekat yang telah saya terima dari ustadz Abu Sangkan. Keterbatasan kemampuan bicara, ilmu agama dan waktu, membuat saya harus memilih dan meracik pelajaran-pelajaran tersebut agar sesuai dengan kemampuan yang saya dalam menyampaikannya ke orang lain.
Dalam pertemuan pertama, biasanya saya hanya mengajarkan bagaimana kita bersikap ketika datang menghadap Allah. Saya hanya menggunakan dalil yang sudah diketahui bersama, yaitu rukun shalat. Ayat Al-Qur’an, hadits dan ketentuan fikih lainnya yang saya sampaikan, bisa dikatakan hampir semua orang sudah pernah mendengarnya. Saya hanya mengajak orang untuk memahaminya dari sisi yang berbeda lalu mencoba mempraktekkannya bersama dan merasakan perbedaan hasilnya. Karena itu, saya memberikan porsi yang cukup besar kepada latihan-latihan. Agar dengan penjelasan yang sedikit, orang sudah dapat memahami apa yang saya maksudkan tanpa perlu menjelaskannya secara panjang lebar.
Alhamdulillah dengan cara-cara tersebut, dalam pertemuan pertama yang memakan waktu sekitar 1,5 - 2 jam, umumnya orang telah mulai memahami dasar-dasar shalat khusyu' dan merasakan nikmatnya shalat berjamaah yang dilakukan setelah latihan. Selanjutnya shalat mereka mulai berubah. Shalat khusyu' mulai dapat dilakukan sendiri meskipun mungkin belum stabil dan durasinya pendek.
SKIM
3
Dalam kesempatan ini, saya mencoba menuliskan materi pelatihan shalat khusyu’ yang biasanya saya sampaikan tersebut, termasuk latihan-latihan yang perlu dilakukan.
Membaca tulisan tentu berbeda dengan mengikuti pelatihan secara langsung. Dalam pertemuan langsung, saya bisa melihat langsung respon peserta dan memberikan koreksi apabila ada kesalahan dalam praktek. Dan yang lebih penting, memberikan motivasi untuk mencapai ketundukan hati jiwa yang diperlukan dalam shalat khusyu’. Karena itu, self motivation dalam bentuk keinginan yang kuat untuk mendekatkan diri kepada Allah dan kesungguhan dalam melakukan latihan-latihan yang ada dalam buku ini sangat penting untuk dapat memahami apa yang saya sampaikan. Mudah-mudahan apa yang saya sampaikan dapat mudah diikuti dan bermanfaat kita semua.
Jika ada komentar atau kesalahan dalam terhadap tulisan ini, mohon dapat menyampaikannya melalui email : mardibros@gmail.com. Mungkin tidak semua email sempat saya balas, harap maklum. Anda juga dapat mengikuti diskusi shalat khusyu' di milis Dzikrullah dengan mendaftar di http://groups.yahoo.com/group/dzikrullah atau melalui www.dzikrullah.com. Dapat pula bertanya dan mengikuti tuntunan langsung dengan mendatangi halaqah-halaqah shalat khusyu’ yang sebagian alamatnya ada di bagian belakang buku ini.
Selamat membaca.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
mardibros SKIM
4
Suatu siang, Hj. Aliyah (almarhumah) datang ke rumah untuk mengajar mengaji bagi istri saya dan beberapa temannya. Kebetulan hari itu saya sedang ijin kantor untuk masuk siang karena ada suatu keperluan. Kebetulan pula, Beliau sudah beberapa kali ingin bertemu saya untuk menanyakan masalah shalat khusyu' yang setiap bulan diajarkan ustadz Abu Sangkan di Islamic Center Bekasi, ketika itu. Karena Beliau adalah seorang ustadzah yang sudah banyak mengerti hakikat dan aturan shalat, maka tidak banyak hal lagi yang saya sampaikan. Saya hanya meneruskan apa yang saya ingat dari apa yang pernah disampaikan ustadz Abu Sangkan, terutama bagaimana kita bersikap dan berdialog dengan Allah ketika kita shalat. Tidak lama, hanya sekitar 15 menit, tapi terasa Beliau langsung "nyambung" dengan yang saya sampaikan. Setelah itu, saya ajak Beliau shalat Dhuhur berjamaah. Dalam shalat itu, sengaja saya panjangkan setiap gerakan shalat, terutama rukuk dan sujud. Tak lama setelah selesai shalat dan berdzikir sejenak, dengan badan agak gemetar, Beliau berkata: "Kok cepat betul shalatnya?". Saya hanya tersenyum sambil melihat ke jam dinding dan mengatakan: "Maaf saya tidak bisa lebih lama lagi karena harus segera ke kantor, tapi tadi kita sholat selama hampir 20 menit". "Ah yang betul?", kata Beliau tak percaya. Bagaimana rasanya Bu?, tanya saya. Kalau nggak karena malu, saya sudah nangis sekarang, jawabnya.
Pada waktu lainnya, ketika bertugas ke Semarang, saya sempatkan mampir ke rumah mendiang nenek saya. Ketika azan Magrib berkumandang, saya pun pergi ke mesjid As-Salam yang ada di seberang rumah. Oleh imam mesjid tersebut, saya diminta untuk menjadi imam sholat. Mungkin ingin menghormati kedatangan saya di sana. Sebetulnya saya agak segan menerimanya. Selain bacaan Al Qur’an saya kurang fasih, aksennya terlalu Indonesia, juga karena saya khawatir tempo sholat saya yang agak lama akan membuat jamaah menjadi tidak nyaman. Apalagi ditambah dengan suasana desa yang sejuk dan tenang. Karena itu sebelum shalat dimulai, saya memberikan sedikit pengantar yang kira-kira kalimatnya seperti dibawah ini.
"Maaf, saya kalau shalat agak lama. Bukan bacaannya yang panjang, hanya sekedar ingin mempraktekkan thuma’maninah. Ketika rukuk, saya tidak buru-buru membaca, tapi saya tundukkan dulu pikiran saya, hati saya dan jiwa saya. Setelah semua terasa tunduk, baru saya memuji Allah - subhaana rabbial azimi wa bihamdihi. Demikian pula ketika sujud. Saya sujudkan pikiran, hati dan jiwa saya. Setelah semua terasa bersujud, merendah kepada Allah, baru saya tinggikan Allah . subhaana rabial a'la wa bihamdihi. Ketika duduk diantara dua sujud, saya sampaikan permohonan saya kepada Allah dengan rendah hati dan satu per satu".
SKIM
5
Lalu saya pun memimpin shalat dengan tenang. Setelah selesai shalat dan berdzikir sejenak, saya melihat beberapa orang di shaf depan masih tetap tertunduk dalam, tak mampu segera bangkit untuk mengubah posisi duduk tahiyyad akhirnya.
Kedua peristiwa tersebut semakin meyakinkan saya bahwa khusyu’ adalah bukan sesuatu yang mustahil bagi kita manusia awam, bahkan suatu yang mudah diperoleh.
Kegagalan meraih khusyu’
Selama ini, kita selalu berpendapat bahwa khusyu’ itu sangat sulit dicapai. Ketika shalat, pikiran sering pergi kemana-mana. Karena itu, lalu muncullah cara mengatasinya yaitu dengan konsentrasi. Konsentrasi pikiran seolah-olah telah menjadi kunci mencapai khusyu’. Maka tidak mengherankan jika pelajaran shalat khusyu' pada umumnya tujukan untuk membantu mengarahkan konsentrasi pikiran, seperti misalnya melihat titik ditempat sujud, menerjemahkan bacaan, menghadirkan Allah, dan lain-lain.
Cara-cara tersebut terlihat meyakinkan, tetapi kenyataannya tidak memberi terlalu banyak manfaat. Melihat tempat sujud membantu agar pandangan kita tidak melirik kekiri dan kanan, tetapi tidak mampu menahan pikiran kita yang suka melompat ke kiri dan kanan. Jika khusyu’ dapat diperoleh dengan mengerti arti bacaannya, ketika saya pergi ke Mekkah, ternyata orang-orang Arab pun terlihat tidak lebih khusyu’ daripada kita. Ada yang matanya melirik ke kiri-kanan, ada yang sibuk merapihkan tutup kepalanya, dan lain-lain. Padahal mereka tentu mengerti arti bacaannya. Mencoba menghadirkan Allah, malah menambah kebingungan kita sendiri. Di dalam Al Qur’an dinyatakan, bahwa Allah tidak bisa diserupakan apapun juga (QS Asy Syuura [42] : 11). Jadi apapun yang kita bayangkan mengenai wujud Allah, maka itu pasti salah. Anehnya, cara-cara tersebut, meskipun terbukti gagal sebagai metoda mencapai khusyu', tetapi terus-menerus diajarkan oleh orang tua ke anaknya, oleh guru ke muridnya, demikian dari generasi ke generasi. Agak konyol memang.
Ketika usaha khusyu’ melalui konsentrasi gagal, maka muncullah persyaratan-persyaratan lain. Ada yang mengatakan, bahwa untuk khusyu’ kita harus suci, bersih dari perbuatan dosa. Persyaratan ini sempat pula membuat saya pesimis, karena ternyata banyak ustad-ustad yang saya kenal secara pribadi sebagai orang yang sholeh, bisa berbahasa Arab, tinggi ilmu agamanya, ternyata mengalami masalah pula dengan shalat khusyu’. Kalau mereka saja yang tinggi ilmu agamanya, banyak berdzikir dan menjaga perbuatannya saja sering tidak khusyu’, bagaimana dengan saya?
Mendadak khusyu'
Mungkin telah banyak usaha dan cara untuk khusyu’ telah kita lakukan tetapi tetap saja tidak berhasil. Anehnya, tiba-tiba kita bisa mendadak khusyu'. Ketika kita tertimpa musibah yang hebat, tiba-tiba saja kita bisa shalat dengan khusyu' lalu berdoa sambil mengucurkan air mata.
SKIM
6
Padahal ketika itu, kita justru lupa dengan segala macam teori mengenai shalat khusyu'. Kita shalat tanpa berkonsentrasi, kita juga lupa memperhatikan titik ditempat sujud, tapi hati dan pikiran kita tidak pernah lepas mengarah ke Allah. Kita tetap belum sepenuhnya memahami arti bacaan dalam bahasa Arab, tapi kita merasa bisa berdialog dengan Allah. Kita lupa untuk menghadirkan Allah, tapi malah terasa Allah begitu dekat. Ketika itu, dosa kita tidak lebih sedikit dari sebelumnya, malah mungkin kita baru saja melakukan perbuatan dosa besar sehingga kita sangat menyesal, tapi terasa Allah menyambut shalat dan doa kita. Saat ketika kita tidak menggunakan ilmu khusyu’, saat itu justru kita bisa shalat dengan khusyu'. Keadaan ini bisa terjadi kepada siapa saja, dari mahzab dan aliran apa saja, kepada ulama, orang yang awam ilmu agamanya, cendikiawan, orang yang kurang berpendidikan, orang kaya, orang miskin, bahkan kadang kepada orang yang jarang shalat sekali pun.
Apa gerangan yang membuat itu bisa terjadi?
Salah satunya adalah sikap dalam menghadap kepada Allah. Ketika kita tertimpa musibah, maka kita datang kepada Allah dengan merendahkan diri, sungguh-sungguh mengharapkan pertolongan Allah. Kita menjadi tersadar, hanya Allah-lah yang dapat mengatasi masalah kita dan mengabulkan doa kita. Sebaliknya ketika kita sedang jaya, tidak kekurangan suatu apapun, sikap itu sudah tidak ada lagi. Biasanya kita shalat dan doa hanya sekedar untuk menggugurkan kewajiban saja. Seolah-olah Allah-lah yang membutuhkan shalat dan doa kita.
Musibah diturunkan tidak lain agar kita selalu datang dengan merendahkan diri kepada Allah. Sikap yang akan membuat kita khusyu'. Sayang kita selalu lalai terhadap pelajaran yang Allah berikan kepada kita itu, meskipun Allah telah memberikannya berkali-kali.
Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu." (QS Az Zumar [39] : 8).
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. (QS Al An'aam [6] : 42).
Dan tidaklah mereka memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran? (QS At Taubah [9] : 126).
SKIM
7
Peka dan tanggap lingkungan
Banyak orang mendefinisikan khusyu’ dengan menggunakan acuan peristiwa Syaidinna Ali ketika kakinya terkena anak panah. Ketika anak panah tersebut akan dicabut Beliau mengerang, tak kuat menahan sakit sehingga para sahabat tak tega mencabutnya. Lalu Beliau shalat dengan khusyu’. Dan ketika shalat itu, anak panah dapat dicabut tanpa Syaidinna Ali merasakan kesakitan.
Peristiwa tersebut sangat popular dan memberikan kesan yang kuat bahwa salah satu tanda shalat yang khusyu’ adalah seseorang tidak lagi merasakan sakitnya luka. Seolah-olah ketika shalat dengan khusyu’, kita bisa lepas dari alam dunia. Tidak merasakan apa-apa dan tidak memikirkan apa-apa lagi. Kesan ini diperkuat lagi oleh cerita tentang satria yang sedang bersemedi didalam kisah perwayangan. Diganggu jin dan gendruwo tidak gentar, dikelilingi binatang buas diam saja, dirayu bidadari cantik tidak tergoda. Tahan tidak makan dan minum berhari-hari lamanya. Apakah shalat khusyu’ harus seperti itu? Siapa orang yang paling khusyu' shalatnya di dunia ini? Pasti kita sepakat, bahwa Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling khusyu' shalatnya. Marilah kita melihat bagaimana Rasulullah melakukan shalatnya.
.. Ketika Nabi sedang memimpin shalat, tiba-tiba terdengar tangis anak kecil. Beliau pun mempercepat shalatnya, takut terjadi sesuatu dengan anak itu.
.. Ketika sedang shalat, Nabi melihat ada binatang berbisa mendekat. Beliau pun menghentikan shalat untuk membunuh binatang tersebut, lalu meneruskan kembali shalatnya.
.. Pada suatu saat, setelah selesai shalat berjamaah, Nabi tidak berdzikir sebagaimana biasanya, tetapi segera bergegas pulang. Ketika telah kembali ke masjid, Beliau ditanya oleh sahabatnya mengenai ketergesaan itu. Beliau mengatakan, bahwa ketika shalat Beliau ingat ada sedekah yang belum dibagikan. Karena itu, Beliau segera pulang agar dapat membagi sedekah tersebut secepatnya.
.. Ketika sedang berperang, Nabi mengajarkan shalat khauf. Shalat berjamaah yang dilakukan dengan cara yang unik karena harus tetap dalam kondisi siaga terhadap serangan musuh.
Dari beberapa riwayat tersebut, ternyata ketika shalat, Nabi selalu peka dan tanggap kepada lingkungannya. Beliau tetap mendengar dan melihat apa yang terjadi di sekelilingnya. Lintasan-lintasan pikiran pun tetap ada ketika Beliau shalat. Bahkan jika ada masalah, Beliau mengajarkan kepada kita untuk shalat sunnat 2 rakaat. Artinya, ketika shalat, Beliau bukan melupakan suatu masalah, tetapi malah sengaja membawa masalah tersebut dalam shalatnya untuk disampaikan kepada Allah agar diberikan jalan keluarnya. Apa yang Beliau ajarkan sesuai dengan apa yang diperintahkan di dalam Al Qur'an :
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS Al Baqarah [2] : 153)
SKIM
8
Khusyu’ menurut Al Qur'an
Kita sering mengasosiakan khusyu' dengan kontemplasi, semedi atau meditasi yang biasa dilakukan dalam praktek ritual agama lain. Kita menjadi lupa untuk menggali bagaimana Al Qur'an menjelaskan mengenai khusyu' itu.
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS Al Baqarah [2] 45-46).
Dari kedua ayat tersebut, dapat disimpulkan khusyu' bukanlah konsentrasi, tetapi keyakinan sedang menghadap Allah.
Keyakinan sangat mempengaruhi sikap seseorang. Orang yang yakin di pohon kamboja ada hantunya, maka dia akan ketakutan jika malam-malam lewat di bawahnya. Sebaliknya, jika orang tersebut berkeyakinan pohon kamboja adalah pohon yang indah, maka orang tersebut justru menemukan kesenangan di bawahnya. Dia akan memungut bunga-bunga yang berguguran untuk diselipkan ditelinga, dibuat rangkaian bunga atau diletakkan mengapung diatas kolam air.
Sebetulnya, kata yang sering diterjemahkan sebagai yakin pada ayat di atas bukanlah berasal kata yaqin tetapi dari berasal kata zon - yazunnuuna. Zon sebetulnya lebih sering diterjemahkan sebagai sangkaan sebagaimana halnya kata husnuzon dan su’uzon. Ada pula mengartikan sebagai menduga dengan kuat. Yang pasti, tingkat keyakinan atau kepastian akan terjadinya sesuatu yang menggunakan kata zon berada dibawah kata yaqin. Jika kata yaqin bisa dikatakan 90%-100% sesuatu itu akan terjadi, maka kata zon tingkat kepastiannya mungkin hanya sekitar 70%-90% 1.
Dalam tata bahasa Arab, berdasarkan waktu berlangsungnya suatu kegiatan, kata kerja terdiri dari 2 bentuk, yaitu fi'il maadhi dan fi'il mudhaari'. Fiil maadhi merupakan kata kerja bentuk lampau (past) sedang fiil mudhaari’ adalah kata kerja untuk kegiatan yang sedang berlangsung saat ini (present continuous), masa depan (future) dan juga untuk kegiatan yang berulang-ulang. Kata kerja yang ada pada surat Al Baqarah ayat 46, yaitu "yazunnuu" menggunakan fi'il mudhaari'.
Kata menemui (mulaaquu) dan kembali (raaji’uun) adalah kata pelaku dari kegiatan tersebut (isim fa’il), sama dengan kata orang-orang yang khusyu’ (khaasyi’un). Kata ini tidak menunjukkan kapan waktu kegiatan tersebut dilakukan. Bisa lampau, sekarang ataupun yang akan datang. Kebanyakan terjemahan Al Qur'an dalam bahasa Indonesia, memilih menterjemahkannya khaasyi’un (orang yang khusyu’) tanpa menggunakan kata akan,
1 Bahan Pengajian Ar-Rahman pimpinan ustad Bahtiar Nasir kelas Basic 2.
SKIM
9
sedang kata muulaquu (orang yang menemui) dan raaji’uun (orang yang kembali) dengan tambahan kata "akan" (masa yang akan datang). Salah satu pertimbangannya "menemui Tuhan" dan "kembali kepada-Nya" hanya mungkin terjadi "nanti" di akherat. Jika demikian, lalu ketika shalat kepada siapa dia menghadap?.
Dalam beberapa hadits, tampak bahwa Nabi menjaga sikapnya ketika sedang shalat. Beliau berpendapat ketika shalat sesungguhnya orang sedang berhadapan dengan Allah, seperti halnya ketika Beliau mi’raj. Karena itu, Beliau melarang orang yang sedang shalat meludah ke depan, memberi tanda batas tempat shalatnya (sutrah) dan mencegah orang melewatinya.
Allah Ta'ala tetap (senantiasa) berhadapan dengan hambaNya yang sedang shalat dan jika ia mengucap salam (menoleh) maka Allah meninggalkannya. (HR. Mashobih Assunnah)
Nabi juga telah mengajarkan caranya agar kita dapat menemui dan kembali kepada Allah sebagaimana yang dimaksudkan dalam Al Baqarah 46. Petunjuknya dikemas ringkas dalam doa iftitah yang dibaca di awal shalat, setelah takbiratul ihram. Jadi ketika kita baru memulai shalat, kita selalu diingatkan Beliau tentang apa yang harus dilakukan di dalam shata agar kita menjadi orang yang khusyu’.
Aku hadapkan wajahku kepada wajah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dengan lurus dan berserah diri .
Sesungguhnya ibadahku, shalatku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam ..
Kita hanya perlu memiliki sangkaan/keyakinan sehingga bisa bersikap untuk menghadapkan diri kita kepada Allah dengansadar dan rela mengembalikan seluruh jiwa raga kita kepada Allah. Karena itu, menurut saya, lebih tepat jika arti khusyu’ dalam Al Baqarah ayat 46 diatas diterjemahkan sebagai :
Orang-orang yang (bersikap) seolah-olah, mereka sedang menemui Tuhannya, dan seolah-olah mereka sedang kembali (berserah diri) kepada-Nya.
Kata khusyu' sendiri disebutkan di dalam Al Qur'an pada 16 ayat 2. Makna bahasanya berkisar pada hina/menunduk, rendah/ tenang, ketakutan, kering/mati, seperti:
1. Hina dan menunduk
"Banyak muka pada hari itu tunduk terhina". (QS. Al Ghaasyiyaah [88]:2).
"Pandangannya tunduk". QS. (An-Naazi'aat [79]: 9).
2 Syaikh Mu'min Al Haddad, Khusyuk Bukan Mimpi. Terjemahan Ahmad Syakirin, MA. Penerbit Aqwan, Cetakan III tahun 2008
SKIM
10
"Sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan" QS. (Al Qamar [54]: 7).
2. Rendah dan tenang
". Dan merendahlah semua suara kepada Rabb Yang Maha Pemurah, maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja". (QS. (Thaahaa [20]: 108).
3. Merendahkan dan menundukkan diri
"Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir". (QS. Al Hasyr [59] : 21).
"(dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud, dan mereka dalam keadaan sejahtera". (QS. Al Qalam [68] : 43).
4. Kering dan mati
"Dan diantara tanda-tanda kekuasaaan-Nya (ialah) bahwa engkau lihat bumi kering dan gersang, maka apabila Kami turunkan air diatasnya, niscaya ia bergerak dan subur". (QS. Fushshilat [41]: 39).
Berdasarkan ayat-ayat tersebut diatas, maka untuk mendapatkan rasa khusyu’ kita hanya perlu bersikap seolah-olah ketika shalat kita sedang berhadapan dengan Allah dan berserah diri kepada Nya. Sikap yang patut kita lakukan ketika menghadap Allah adalah tenang, menundukkan pandangan dan merendahkan diri serendah-rendahnya. Sikap yang sepatutnya dilakukan oleh seorang hamba yang hina dihadapan Tuhan semesta alam, Tuhan Yang Maha Agung. Seperti sikap bumi yang kering kerontang dimusim kemarau mengharapkan pertolongan dari Allah swt dalam bentuk curahan hujan agar dapat kembali subur makmur.
Siapkan diri untuk khusyu'
Melalui tulisan ini, saya ingin mengajak Anda untuk memahami teori dasar mengenai shalat khusyu’ dan melatih sikap-sikap yang diperlukan ketika kita shalat. Latihan-latihan yang ada di dalam buku ini sangat penting untuk dilakukan. Rangkaian kata dan kalimat pada tulisan tidak akan mampu menjelaskan dengan baik apa yang saya rasakan. Dengan melakukan latihan, diharapkan Anda dapat merasakan suasana-suasana khusyu’ yang diperoleh dari sikap-sikap tersebut sehingga akan lebih memahami apa yang saya utarakan. Seperti halnya jika kita ingin menjelaskan rasanya durian kepada orang Rusia yang belum pernah makan buah durian sama sekali. Peluang terjadinya perbedaan persepsi sangat besar karena keterbatasan perbendaharaan kata, perbedaan idiom dan perbedaan pengetahuan. Rasa buah durian menjadi mudah dipahami dan tidak ada perbedaan persepsi, jika kita meminta dia untuk ikut memakannya. Karena itu, latihan harus dilakukan pada tiap-tiap tahapan sebelum Anda melanjutkan bacaannya. Jangan dilewatkan begitu saja. Latihan-latihan tersebut dilakukan di luar shalat. Setelah kita paham bagaimana melakukannya, maka kita tinggal
SKIM
11
membawanya dalam shalat. Tidak ada dalil ataupun teori baru yang melandasi latihan-latihan tersebut. Saya yakin Anda pernah mendengarnya, hanya mungkin jarang dipraktekkan dalam kegiatan shalat.
Tulisan ini akan lebih berdaya guna jika Anda dapat menyelesaikan seluruh bacaan dan latihannya dalam satu kesempatan sekaligus. Karena itu, lakukanlah persiapan sebelum membaca halaman-halaman berikut ini. Luangkan waktu sekitar 2 jam, kenakan pakaian yang bersih dan carilah tempat yang tenang sehingga Anda dapat melakukannya dengan baik. Sebaiknya Anda berwudhu dulu, sehingga setelah selesai membaca, Anda dapat langsung mencobanya dengan melakukan shalat sunnah.
Mudah-mudahan Allah berkenan menurunkan rasa khusyu' itu kepada kita semua.
......
SKIM
12
Babak II kesadaran berketuhanan
Sebelum kita membahas masalah shalat khusyu' lebih jauh, mari kita mulai latihan kita dengan berdzikir terlebih dahulu dengan menyebut nama Allah sebagaimana latihan di bawah ini. S
LATIHAN 1
Setelah melakukan shalat, kita disunnahkan untuk berdzikir:
subbahanalllah, alhamdulillah dan Allahu akbar, masing-masing 33 kali.
Sekarang lakukan dzikir, tetapi lafadznya diganti menjadi:
Allah, Allah, Allah, sebanyak 33 kali.
Silahkan dimulai.
STOP
Jangan melanjutkan membaca sebelum melakukan latihan di atas.
Setelah selesai berdzikir sebagaimana Latihan 1, apa yang Anda rasakan?
Apakah ada rasa "seerrrr" di dada Anda?
Apakah Anda seperti mau menangis?
Apakah dada Anda terasa seperti bergetar?
Atau malah biasa saja rasanya? Tidak terasa apa-apa.
Simpan dulu jawaban Anda. Mari kita lanjutkan dulu pembahasan kita.
3 golongan manusia
Pada setiap raka’at shalat, kita diwajibkan membaca surat Al Fatihah. Sadar atau tidak sadar, setiap kali kita membacanya, maka pada 2 ayat terakhir kita memohon kepada Allah:
SKIM
13
Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Seperti apa orang yang diberi petunjuk, orang dimurkai Allah dan orang yang tersesat dapat kita lihat pada surat selanjutnya. Surat Al Baqarah langsung membuka dengan membagi manusia menjadi 3 golongan, yaitu :
.. Orang beriman (Al Baqarah : 2-5)
.. Orang kafir (Al Baqarah : 6-7)
.. Orang munafik (Al Baqarah : 8-20)
Masing-masing dilengkapi dengan ciri-cirinya serta akibat yang akan ditanggung oleh masing-masing golongan manusia tersebut3.
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka. dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung (QS. Al Baqarah [2]:2-5).
Orang beriman misalnya, ciri-cirinya adalah percaya kepada yang gaib, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rejekinya untuk bersedekah/zakat, percaya kepada kitab-kitab suci dan hari akhir. Mereka dinyatakan sebagai orang yang selalu mendapat petunjuk dan beruntung.
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat (QS. Al Baqarah [2]:6-7).
Orang kafir cirinya adalah tidak bisa lagi melihat kebenaran. Diberi peringatan atau tidak sama saja karena Allah telah mengunci mata, pendengaran dan hati mereka. Dan bagi mereka siksa yang berat.
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar (QS. Al Baqarah [2]:8-9).
Orang munafik dikatakan sebagai orang yang mengaku dia beriman, tapi sebetulnya tidak. Akibatnya, orang munafik ini lebih sulit dikenali. Jika untuk orang beriman hanya perlu
3 Bahan Pengajian Ar-Rahman pimpinan ustad Bahtiar Nasir kelas Basic 1
SKIM
14
menggunakan 4 ayat dan orang kafir hanya 2 ayat, maka untuk orang munafik Al Qur’an memerlukan 13 ayat untuk menjelaskannya. Beberapa cirinya antara lain, mereka biasanya tidak sadar atas keburukan sifatnya sendiri, bahkan merasa dirinya yang lebih benar sehingga dapat menyesatkan orang lain. Mereka merasa lebih pintar dari orang beriman. Mereka suka mengolok-olok orang beriman. Akibat perbuatannya itu, Allah akan mengganjar mereka dengan siksa yang pedih.
Dari 20 ayat pertama di surat Al Baqarah, kita sudah dapat menilai seseorang dan juga diri kita sendiri termasuk pada golongan mana.
Selanjutnya ciri dan penjelasan tambahan untuk masing-masing golongan dapat ditemui pada bagian lain di Al Qur'an. Ciri-ciri yang dijabarkan tersebut akan semakin menambah kejelasan bagi kita untuk menilai setinggi apa keimanan kita saat ini dan sejauh mana kebenaran dari pelaksanaan peribadatan yang telah kita lakukan.
Contoh, jika seseorang mengaku beriman tetapi jarang melakukan shalat 5 waktu, termasuk golongan manakah dia? Salah satu jawabannya, bisa kita lihat di surat An Nisaa' [4] : 142 :
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali
Jika kita malas shalat, shalat karena ingin dilihat orang lain, atau lebih banyak memikirkan hal-hal selain Allah ketika shalat, maka sadarilah, bahwa diri kita telah menunjukkan ciri-ciri orang munafik. Waspadalah . waspadalah .. waspadalah.
Mengukur kadar keimanan
Sering kita merasa sudah menjadi orang yang beriman karena sudah sudah masuk Islam, mengucapkan dua kalimat syahadat atau mempercayai apa-apa yang dinyatakan dalam rukun iman. Padahal keimanan harus dibuktikan dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangannya.
Di dalam ayat-ayat Al Qur'an, banyak disebutkan perintah dan larangan yang harus ditaati agar kita menjadi orang yang beriman, misal:
.. Harus berpuasa (Al Baqaran [2]: 183)
.. Harus banyak berzikir. (Al Ahzab [33] : 41)
.. Harus menjadi saksi yang adil (Al Maa'idah [5] : 8)
.. Dilarang merendahkan orang (Al Hujuraat [49] : 11)
.. Dilarang menyakiti orang yang diberi sedekah (QS Al Baqarah [2] : 264)
SKIM
15
Ayat-ayat tersebut, umumnya diawali dengan kata panggilan, "Hai orang-orang yang beriman ". Jika perintah dan larangan tersebut diabaikan, maka bisa dikatakan kita tidak termasuk orang yang beriman, karena kita bukan orang yang terpanggil oleh ayat-ayat itu. Seberapa tinggi tingkat keimanan kita, dapat diukur dengan seberapa lapangnya hati kita mengikutinya. Orang yang tinggi imannya akan melaksanakan perintah dan larangan tersebut dengan senang hati. Mereka yakin, perintah dan larangan tersebut pasti sesuatu yang baik bagi dirinya sendiri. Selanjutnya, perintah dan larangan tersebut akan menjadi sikap hidupnya sehari-hari. Orang yang lebih rendah imannya akan melaksanakan ayat-ayat tersebut karena takut dosa dan neraka. Dia akan melaksanakan ayat tersebut meskipun terasa tersiksa hidupnya. Sedang orang yang rendah imannya akan menganalisa dan melakukan banyak pertimbangan untung-ruginya, sebelum melaksanakannya. Dia memilih ayat-ayat yang menguntungkannya, seolah-olah dia lebih pandai dari pada Allah dalam mengatur alam semesta.
Selain itu, ada juga ayat-ayat bukan berupa perintah atau larangan, tetapi banyak juga ayat-ayat yang menggambarkan suasana kejiwaan dan sikap orang yang beriman. Ayat-ayat tersebut juga penting kedudukannya dalam Al Qur’an, karena dengan bercermin kepada ayat tersebut, kita juga dapat mengetahui sampai dimana kadar keimanan kita. Apakah diri kita memiliki ciri seperti orang yang dijelaskan dalam ayat-ayat tersebut., misal:
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. (QS Al Ahqaaf [46] : 13)
Salah satu ciri orang beriman adalah tidak pernah merasa khawatir dan tidak pula berduka cita. Hidupnya selalu bahagia. Kebahagiaan itu sudah dirasakan sejak hidup di dunia hingga nanti diakhirat. Mereka sangat percaya kepada firman Allah yang tertulis di Al Qur'an. Mereka percaya, bahwa Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, tidak mungkin Allah akan merugikan hamba-Nya. Mereka tidak pernah khawatir akan masa depan, karena tahu bahwa Allah telah menjamin rejekinya sejak lahir sampai mati nanti. Ketika masih menjadi bayi yang tidak mampu mengurus diri sendiri, Allah telah mengirimkan kepada kita orang-orang yang menyayangi kita. Memberi makan, memandikan, mengasuh, hingga kita mandiri. Lalu Allah memberikan kepandaian, kekuatan dan rejeki terus menerus hingga menjadi dewasa seperti sekarang ini. Setelah kita hidup dan menikmati rejeki dari Allah, kenapa kita masih saja tidak percaya bahwa Allah Maha Pemberi Rejeki?
Ketika terjadi musibah, orang beriman tidak berduka yang berkepanjangan. Mereka sabar dan tenang menghadapinya. Mereka percaya, bahwa ini adalah ketetapan yang terbaik dari Allah SWT, karena Allah Maha Tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Karena itu mereka menunggu denan penuh harapan, kebaikan apa yang akan Allah berikan setelah musibah ini berlalu.
Dengan melihat ayat itu, maka jika kita selalu khawatir akan apa akan terjadi atau terlalu sedih dan menyesali terhadap sesuatu yang telah terjadi, hal itu menandakan ada sesuatu yang salah


SKIM
16
dalam keimanan kita. Kita belum sepenuhnya percaya, bahwa Allah mampu mengatur alam semesta dengan sempurna.
Sekarang marilah kita melihat lagi salah satu ciri dari orang yang beriman yang disebutkan dalam Al Qur’an :
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (QS : Al Anfaal [8]:2).
Berdasarkan ayat tersebut, salah satu ciri orang beriman adalah jika disebut nama Allah maka hatinya akan bergetar. Apa yang Anda rasakan ketika melakukan Latihan 1 tadi? Apakah hati Anda bergetar? Mudah-mudahan Anda merasakannya.
Dari pengalaman saya mengajak orang melakukan Latihan 1, sangat sedikit sekali yang merasakan dadanya bergetar. Beberapa merasakan "seeerrr", ingin menangis atau merasa ketenangan. Sebagian besar tidak merasakan apa-apa. Apakah mereka yang tidak merasa apa-apa artinya tidak beriman? Bagaimana dengan Anda?
Saya yakin, bahwa Anda yang membaca tulisan ini termasuk orang yang beriman. Tapi kenapa tanda-tanda orang beriman tidak muncul ketika kita menyebut nama Allah? Apakah hati kita telah sekeras batu? Atau kita termasuk orang munafik?
Mari kita lihat dimana letak permasalahannya.
Dzikirlah sebanyak-banyaknya
Ketika tadi Anda berdzikir, manakah yang lebih diperhatikan : hitungannya atau Allah-nya?.
Seringkali kita tidak sadar, ketika berdzikir, kita terlalu memperhatikan jumlah hitungan yang harus dicapai. Seolah-olah jumlah hitungan itu sangat penting sehingga kalau meleset, gugurlah pahala dzikir kita. Kita menjadi lupa, bahwa tujuan berdzikir adalah untuk mengingat Allah bukan menghitung bacaan.
Saya tidak menampik banyak hadits yang mengajarkan kita untuk berdzikir dalam jumlah tertentu. Ada yang hanya 3 kali, 33 kali, 100 kali, atau bilangan lainnya, tetapi Al Qur'an menganjurkan lebih dari itu :
Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. (QS : Al Ahzab [33] : 41).
SKIM
17
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. (QS : An Nisaa' [4]:103)
Kesemuanya mengajarkan dzikir tanpa hitungan, sebanyak-banyaknya dan setiap saat. Salahkan Rasulullah mengajarkan hitungan? Tentu tidak. Seperti halnya tidak bersalahnya orang tua kita, yang pada waktu kita masih kecil, menyuruh kita berpuasa setengah hari lamanya. Semuanya semata-mata agar kita belajar dan segera memulai perbuatan baik yang diperintahkan Allah. Selanjutnya harus tahu dan berusaha mencapai target sesungguhnya yang Allah ajarkan.
Sang pencipta langit dan bumi bernama Allah
Ketika Anda menyebut nama Allah, kemanakah pikiran Anda menuju?
Nama adalah sebuah simbol dari pemiliknya. Ketika kita menyebut kata SBY maka pikiran kita langsung mengarah kepada sosok gagah berwibawa, yang jika berbicara tutur katanya tertata dengan baik, yang menjadi Presiden RI. Ketika kita menyebut kata ibu, maka pikiran kita langsung mengarah kepada wanita yang melahirkan kita, melindungi dan menyayangi kita. Wanita yang mengurus dan mendidik kita ketika kita masih kecil. Tetapi ketika menyebutan Allah, kita menjadi bingung dalam membayangkan sosok Tuhan.
Ketika kita menyebut nama Allah, tidak perlu kita membayangkan sosok Allah, karena kita tidak akan mampu melakukannya. Allah tidak serupa dengan apapun juga, maka apapun yang kita bayangkan mengenai wujud Allah pasti salah. Cukup sadari saja, bahwa yang kita panggil atau sebut nama-Nya itu adalah nama Dzat pencipta langit dan bumi. Dialah Tuhan yang menciptakan kita. Tuhan yang memberi kita hidup lalu memberi kita rejeki sepanjang hidup kita. Tuhan yang sangat berkuasa, bahkan setelah kita mati sekalipun. Dialah yang menetapkan siapa yang berhak masuk surga dan siapa yang dikirim ke neraka.
Saya ingin memberikan gambaran yang lebih jelas untuk memperbandingkan siapa Allah dan siapa kita ini agar kesadaran kita menjadi lebih terbuka.
Andaikan bumi ini sebesar buah jeruk, maka manusia tak lebih besar dari debu-debu halus atau sel kulit. Kita naikkan skala perbandingannya. Jika matahari sebesar jeruk, maka bumi kira-kira hanya sebesar butiran nasi. Manusia, mungkin tak lebih besar dari molekul yang membentuk kulit jeruk. Kita naikkan lagi skala perbandingannya. Jika galaksi Bima Sakti memiliki diameter sebesar jeruk, maka matahari hanyalah sebesar debu. Bumi mungkin sebesar sel-sel kulit jeruk. Manusia hanyalah seperti elektron-elektron. Kita naikkan lagi skala perbandingannya lebih jauh lagi. Jika alam semesta ini yang kita kenal sekarang ini sebesar ruang keluarga Anda, maka galaksi hanya sebesar debu atau pasir. Matahari hanyalah seperti bakteri atau virus yang berterbangan di udara. Bumi mungkin hanyalah sebesar atom oksigen. Manusia? Masihkah manusia bisa disebut sebagai ada? Kita tidak ada apa-apanya di alam semesta ini, sementara Allah Sang Pencipta lebih besar dari alam semesta itu sendiri. SKIM
18
Manusia Manusia hanya debu dalam skala bumi ini
Matahari hanya debu dalam skala galaksi ini Perbandingan bumi dan matahari
Seberapa besar manusia? Seberapa besar manusia?
Allah
Maha Besar
Kumpulan galaksi disatu sudut semesta
Seberapa besar manusia?
Sekarang setelah kita sadar kekeliruan kita dalam berdzikir dan setelah sadar seberapa besarnya diri kita dan betapa besarnya Allah, marilah kita ulangi lagi apa yang telah kita lakukan di latihan sebelumnya sebagaimana di bawah ini.
SKIM
19
LATIHAN 2
Duduklah seperti duduk diantara dua sujud (duduk i’tiraj).
Kendorkan badan lalu tundukkanlah hati Anda serendah-rendahnya.
Lalu amati nafas kita. Amati saja tidak perlu diatur.
Amati bahwa nafas kita bergerak sendiri tanpa kita perintah.
Mereka bergerak karena digerakkan Dzat yang memberi kita hidup.
Sadari, bahwa yang akan kita sebut nama Nya adalah nama Dzat yang memberi kita hidup.
Nama Dzat yang menciptakan langit dan bumi.
Nama Dzat Yang Maha Besar, Dzat Yang Maha Agung
Sekarang panggilah nama Dzat yang Maha Besar tanpa menghitung-hitung jumlahnya.
Panggilah dengan rendah hati dan suara lembut:
Allah
(diam dan rasakan bagaimana Allah merespon panggilan Anda)
Allah
(diam dan amati apa yang Anda rasakan)
Allah Allah Allah
(panggilan nama Nya secara pelahan-lahan sampai Anda merasa cukup)
Silahkan dimulai.
STOP
Jangan melanjutkan membaca sebelum melakukan latihan di atas.
Sekarang apa yang Anda rasakan?
Mudah-mudahan Anda merasakan getaran atau "sesuatu" di dalam dada sebagai salah satu tanda keimanan kepada Allah. Mudah-mudahan Anda tidak termasuk sebagaimana orang yang disebutkan dalam surat Al Hujuraat [49] : 14 dibawah ini.
Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
SKIM
20
Berbuat dengan penuh kesadaran
Bagi yang bisa merasakan perbedaannya, mari kita evaluasi kenapa bisa terjadi perbedaan antara Latihan 1 dengan Latihan 2?
Pada Latihan 2 kita melakukannya dengan penuh kesadaran. Kita sadar, siapa yang namanya kita sebut. Karena kita sadar, kita jadi mengerti bagaimana kita harus bersikap dan mengamati apa yang sedang terjadi terhadap apa yang kita lakukan. Kesadaran seperti itu biasa disebut sebagai NIAT.
Niat menurut syara' adalah keinginan untuk melakukan sesuatu yang diikuti dengan perbuatan4. Dari definisi tersebut, dapat dikatakan niat ada sepanjang perbuatan tersebut dilakukan. Niat dalam shalat bukan sekedar mengucapkan "ushalii". Bahkan mengucapkan "ushalii" bukan merupakan bagian dari shalat. Shalat menurut definisi syar'i adalah ibadah yang terdiri dari rangkaian bacaan dan gerakan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam5. Sementara itu, mengucapkan "ushalii" terletak sebelum takbir, artinya diluar kegiatan shalat. Ushalii hanya sekedar bacaan yang membantu mengingatkan kita agar kita melakukan shalat dengan penuh niat, dalam arti sungguh-sungguh menghadapkan diri ke Allah sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan.
Niat dalam shalat harus ada sepanjang shalat tersebut dilakukan, sejak takbir sampai dengan salam. Jadi takbirlah dengan niat, bacalah Al Fatihah dengan niat, rukuk-lah dengan niat, dan seterusnya sampai dengan salam. Artinya ketika takbir kita sadar, bahwa ketika itu kita sedang mengagungkan kebesaran Allah. Ketika membaca Al Fatihah, kita sadar, bahwa ketika itu kita sedang memulai berkomunikasi dengan Allah. Ketika kita rukuk, kita sadar, bahwa ketika itu kita sedang menundukkan diri di hadapan Allah SWT. Demikian seterusnya kita selalu melakukan gerakan dan bacaan shalat dengan penuh kesadaran hingga kita mengucapkan salam untuk menebarkan keselamatan ke sekeliling kita.
......
4 Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar, Fiqih Niat, terjemahan bahasa Indonesia oleh Faisal Saleh, LC. Gema Insani. Cetakan I tahun 2006. Halaman 12.
5 Ibid
SKIM
21
Babak III Tunduk dalam Kepasrahan

Masih ingatkah pelajaran rukun shalat yang pernah kita terima ketika kita masih duduk di bangku SD, SMP atau SMA?. Secara ringkas, rukun shalat adalah sebagai berikut : .. M
Niat
.. Takbir
.. Berdiri
.. Membaca Al Fatihah
.. Rukuk
.. Itidal
.. Sujud
.. Duduk diantara dua sujud
.. Tahiyyad akhir
.. Salam
Beberapa mahzab ada yang menambahkan rukun shalat dengan tu'maninah, tertib dan berurutan, serta sedikit variasi di dalam detail masing-masing rukunnya.
Evaluasi pelaksanaan rukun shalat
Saya tidak akan membahas secara detail masalah rukun shalat disini. Rasanya sudah sangat sering dibahas dan sangat banyak buku-buku yang menulis tentangnya. Saya hanya ingin mengajak Anda untuk melihat kembali apakah rukun shalat tersebut sudah dilakukan dengan benar?
Pada bab sebelumnya kita sudah membahas masalah niat. Sekarang mari kita lihat rukun yang lainnya lagi.
Coba kita perhatikan rukun shalat di atas. Bacaan apa saja yang dimasukkan ke dalam rukun shalat? Jawabannya adalah Al Fatihah dan tahiyyad akhir (shalawat). Dapat juga ditambahkan dengan takbir dan salam yang juga harus diucapkan. Bacaan lainnya adalah sunnah. Jika dibaca menambah pahala, jika ditinggalkan tidak membatalkan shalatnya.
Jika demikian, apakah yang wajib dilakukan ketika rukuk atau sujud? Pertanyaan ini sederhana saja sifatnya, tapi selama ini banyak yang tidak memperhatikannya sehingga bingung menjawabnya. Jawabnya adalah gerakan rukuk dan sujud itu sendiri. Jika kita tidak membungkukkan dan menyujudkan badan maka shalat kita tidak sah, kecuali jika kita sedang SKIM
22
uzur tentunya. Sedangkan bacaan di dalamnya adalah sunnah, tidak dibaca tidak apa-apa. Shalat kita tetap sah.
Coba kita ingat kembali pelaksanaan shalat yang selama ini telah kita lakukan. Manakah yang lebih kita perhatikan ketika kita melakukan rukuk dan sujud? Bacaan atau gerakan? Banyak sekali orang mengira bahwa dia memperhatikan kedua-duanya, tetapi coba kita ingat-ingat kembali : Pernahkah kita memperhatikan apakah gerakan rukuk dan sujud kita telah sempurna? Apakah punggung kita telah lurus sehingga jika diletakkan gelas berisi air tidak tumpah? Apakah kita telah mengamalkan gerakan rukuk dan sujud sebagaimana dijelaskan dalam hadits di bawah ini?
Abu Humaid As-Sa'idi r.a berkata, "Aku mengingat shalat Rasulullah Saw lebih baik daripada siapa pun diantara kalian. Aku melihat Nabi Saw mengangkat kedua tangannya sejajar dengan bahunya dan mengucapkan takbir, dan ketika rukuk Nabi Saw meletakkan kedua (telapak) tangannya di atas dua lututnya dan punggungnya membungkuk lurus, kemudian setelah bangkit dari rukuk Nabi Saw berdiri tegak hingga semua tulang punggungnya berada dalam posisi normal. Ketika sujud, Nabi Saw meletakkan kedua (telapak) tangannya di atas tanah dan menjauhkan lengan bagian bawahnya dari tanah dan tubuhnya, dan jari jemari (kakinya) menghadap ke arah kiblat. Ketika duduk pada rakaat kedua, Nabi Saw duduk diatas kaki kirinya dan menyangga kakinya sebelah kanan; dan pada rakaat terakhir Nabi Saw menekan kakinya sebelah kiri kedepan dan menopang kakinya sebelah kanan dan duduk diatas pinggulnya". (1:791 - Shahih Al Bukhari).
Bacaan bukan panglima
Sadar atau tidak sadar, bacaan bagi kebanyakan kita telah menjadi panglima dalam shalat. Cepat-lambat atau panjang pendeknya bacaan telah menentukan lamanya shalat. Perpindahan antara satu gerakan ke gerakan lain dalam shalat ditentukan oleh selesainya bacaan, seolah-olah bacaan menjadi aba-aba dalam shalat. Begitu kita selesai membaca bacaan sujud 3x, maka segera kita bergerak untuk duduk. Begitu selesai menyampaikan 8 permohonan disaat duduk diantara 2 sujud, kita langsung bergerak untuk sujud kembali.
Kebiasaan ini mungkin dilakukan karena mencontoh dari apa yang kita lihat ketika shalat berjamaah. Dalam shalat berjamaah, setelah selesai membaca Al Fatihah dan surat pendek, imam shalat biasanya akan mengucapkan takbir sebagai tanda kita harus rukuk. Kita lalu mengambil kesimpulan, bahwa selesainya bacaan shalat menjadi batas lamanya gerakan shalat yang lainnya. Padahal tolok ukurnya berbeda. Ketika kita berdiri membaca Al Fatihah, bacaannya adalah wajib. Sedang ketika rukuk, itidal, sujud dan duduk, bacaannya sunnah, yang wajib adalah gerakannya.
SKIM
23
Mungkin Anda bertanya-tanya, jika bukan bacaan lalu apa yang menentukan lamanya gerakan rukuk, i’tidal, sujud dan duduk? Marilah kita lihat apa yang diajarkan Nabi ketika memberikan pelatihan shalat secara singkat kepada seseorang sebagaimana hadits dibawah ini.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah: Rasulullah Saw masuk ke dalam masjid dan seseorang mengikutinya. Orang itu mengerjakan shalat kemudian menemui Nabi Saw dan mengucapkan salam. Nabi Saw membalas salamnya dan berkata, "Kembalilah dan shalatlah karena kau belum shalat". Orang mengerjakan shalat dengan cara sebelumnya, kemudian menemui dan mengucapkan salam kepada Nabi Saw. Beliau pun kembali berkata, "Kembalilah dan shalatlah karena kau belum shalat". Hal itu terjadi tiga kali. Orang itu berkata, "Demi Dia yang mengutus engkau dengan kebenaran, aku tidak dapat mengerjakan shalat dengan cara yang lebih baik selain cara ini. Ajarilah aku bagaimana cara shalat". Nabi Saw bersabda, "Ketika kau berdiri untuk shalat, ucapkan takbir lalu bacalah (surah) dari Al Quran kemudian rukuklah hingga kau merasa tenang (thuma'ninah). Kemudian angkatlah kepalamu dan berdiri lurus, lalu sujudlah hingga kau merasa tenang selama sujudmu, kemudian duduklah dengan tenang, dan kerjakanlah hal yang sama dalam setiap shalatmu". (1:724 - Shahih Al Bukhari).
Jika kita membaca hadits diatas, kita bisa duga, bahwa orang itu sudah mengetahui bacaan dan gerakan-gerakan shalat. Tapi mungkin pelaksanaan dilakukan secara terburu-buru. Karena itu, Nabi tidak lagi mengajarkan bacaan dan dasar-dasar shalat lainnya. Nabi mengajarkan apa yang perlu diperbaiki oleh orang itu. Beliau mengajarkan, bahwa lamanya gerakan shalat, khususnya ketika ruku', sujud dan duduk, bukanlah ditentukan oleh selesainya bacaan, tetapi sampai kita merasa tenang.
Mungkin orang itu sama seperti kita. Kita hafal seluruh bacaan shalat, tahu gerakan-gerakan shalat dan mungkin juga seluk beluk shalat lainnya. Kita merasa shalat kita sudah sempurna seperti yang dicontohkan Nabi. Kita sering tidak sadar, ketika shalat kita sering membaca bacaan dengan cepat agar shalat kita cepat selesai. Ternyata shalat semacam itu dipandang Nabi hanya seperti angin lalu saja. Sia-sia. Diulang berkali-kali pun tidak ada gunanya.
Rukun shalat yang dilupakan
Kesempurnaan gerakan tidak mungkin dicapai jika kita terburu-buru dalam melaksanakan shalat. Gerakan-gerakan shalat harus dilakukan dengan perlahan-lahan dan penuh perasaan. Dalam rukun shalat, hal itu disebut sebagai THUMA'NINAH. Thuma'ninah diartikan sebagai berhenti sebentar dalam setiap gerakan hingga seluruh tulang dan persendian kembali pada posisi yang tepat dan tubuh terasa tenang.
Thuma'ninah sebetulnya termasuk dalam rukun shalat pada sebagian besar mahzab. Ada yang dinyatakan sebagai salah satu rukun, ada pula yang digabung dengan rukun lain. Mahzab Syafi’i yang dianut oleh sebagian besar orang Indonesia menggabungkan thuma'ninah dalam rukun SKIM
24
yang lain, seperti rukuk dengan thuma'ninah, sujud dengan thuma'ninah, duduk dengan thuma'ninah. Tetapi karena thuma'ninah bukan merupakan gerakan atau bacaan, maka dia sering dilupakan orang. Padahal sebagai rukun, sebetulnya thuma'ninah tidak boleh ditinggalkan. Shalat tanpa thuma'ninah kira-kira sama dengan shalat tanpa bertakbir atau tanpa membaca Al Fatihah atau tanpa salam. Artinya, shalat tersebut tidak sah!
Berikut ini adalah tabel perbandingan rukun shalat dalam 4 mahzab. 6
Mazhab
Syafi`i
Malik
Hanafi
Hanbali
1. Niat
rukun
rukun
-
-
2. Takbiratul Ihram
rukun
rukun
rukun
rukun
3. Berdiri
rukun
rukun
rukun
rukun
4. Membaca Al-Fatihah
rukun
rukun
rukun
rukun
5. Rukuk
rukun
rukun
rukun
rukun
6. I`tidal
rukun
rukun
-
rukun
7. Sujud
rukun
rukun
rukun
rukun
8. Duduk diantara dua sujud
rukun
rukun
-
rukun
9. Duduk tasyahhud akhir
rukun
rukun
rukun
rukun
10. Membaca tasyahhud akhir
rukun
rukun
-
rukun
11. Membaca shalawat
rukun
rukun
-
rukun
12. Salam
rukun
rukun
-
rukun
13. Tertib
rukun
rukun
-
rukun
14. Thuma’ninah
rukun *)
rukun
-
rukun
*) Digabungkan dengan rukun lainnya
Gerakan yang menghantarkan jiwa
Gerakan tubuh sangat penting untuk menghantarkan hati dan jiwa mencapai ketundukan dan kerendahan dihadapan Allah. Untuk lebih memahaminya mari kita lakukan latihan berikut ini.
6 Tabel diambil dari http://www.eramuslim.com/ustadz/shl/7611221508--mana-datangnya-rukun-sholat.htm yang merupakan kutipan dari kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu, karya Dr. Wahbah Az-Zuhaili. Pada bagian thuma’ninah diubah oleh Penulis berdasarkan buku Fikih Shalat. Kajian berbagai Mazhab. Dr. Wahbah al Zuhaily. Terjemahan Prof. Drs. KH. Masdar Helmy. Penerbit Pustaka Media Utama. Cetakan pertama tahun 2004.
SKIM
25
LATIHAN 3
Duduklah seperti duduk diantara dua sujud.
Kepalkan telapak tangan di depan dada dengan kuat.
Busungkan dada dan kepala agak menengadah.
Katakan dalam hati :
"Aku pasrah, aku pasrah, aku pasrah "
Amati apa yang Anda rasakan.
Setelah selesai kendorkan badan. Tundukkan kepala.
Letakkan tangan menelungkup diatas paha. Katakan sekali lagi :
"Aku pasrah, aku pasrah, aku pasrah "
Amati apa yang Anda rasakan.
STOP
Jangan melanjutkan membaca sebelum melakukan latihan di atas.
Coba bandingkan, manakah yang lebih terasa pasrah? Posisi yang pertama atau yang kedua?
Umumnya orang merasakan posisi yang kedua yang lebih terasa pasrah. Ketika tubuh rileks dan membungkuk, maka akan lebih mudah bagi orang untuk mencapai posisi kepasrahan diri. Sebaliknya, sangat sulit mencapai posisi pasrah atau rendah hati jika tubuh tegang dan dada membusung, sikap tubuh yang biasanya terdapat pada orang sombong dan angkuh.
Sekarang kita lanjutkan dengan lakukan latihan berikutnya.
SKIM
26
LATIHAN 4
Duduklah seperti duduk diantara dua sujud dengan posisi seperti Latihan 3 bagian yang kedua.
Kendorkan badan. Tundukan kepala.
Letakkan tangan menelungkup diatas paha. Lalu katakan:
"Aku pasrah, aku pasrah, aku pasrah "
Amati apa yang Anda rasakan.
Lalu, langsung teruskan kepasrahan Anda. Kali tanpa kata-kata, tanpa bacaan.
Pasrahkan saja dan rendahkanlah hati Anda, lalu biarkan tubuh Anda lerem, bergerak mengikuti kepasrahan. Jika tubuh Anda cenderung untuk condong kedepan, ikuti saja, jangan ditahan.
Teruslah untuk semakin pasrah dan rela.
Amati lagi apa yang Anda rasakan
STOP
Jangan melanjutkan membaca sebelum melakukan latihan di atas
Coba bandingkan apa yang Anda rasakan. Manakah yang terasa lebih pasrah dan lebih enak, yang menggunakan kata-kata atau yang tanpa kata-kata?
Hampir semua orang yang pernah melakukan Latihan 4 mengatakan, bahwa yang lebih terasa enak adalah yang tanpa kata-kata!
Ketika kita menggunakan kata-kata, otak kiri yang berkaitan dengan logika, hafalan, sekuensial, akan berperan aktif. Ketika kita pasrah tanpa kata-kata, maka otak kiri tidak lagi aktif. Otak kanan yang berkaitan dengan rasa, emosi, acak, yang berperan aktif. Akibatnya lebih terasa enak.
Ketika hati kita pasrah atau tunduk dalam keadaan diam (tanpa kata), maka pikiran kita bergerak mengikuti naluri. Tubuh pun ikut pasrah sehingga otot-otot lebih kendor dan terasa rileks. Jika kepasrahan itu diteruskan dan diikuti dengan sepenuh hati, maka orang akan tersujud dengan sendirinya. Sujud yang bukan dari perintah otak, tetapi sujud yang muncul dari hati yang berserah diri.
Rukuk dan sujud dengan penuh kerendahan
Dari banyak gerakan-gerakan shalat, gerakan rukuk dan sujud adalah yang paling penting. Dalam beberapa ayat di dalam Al Qur'an, rukuk dan sujud kadang digunakan sebagai pengganti kata shalat, misalnya saja surat Al Hajj : 26.
SKIM
27
Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumahKu ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku' dan sujud.
Rukuk dan sujud sedemikian penting, sehingga Nabi memerintahkan untuk menyempurnakannya.
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Dari Nabi saw., Beliau bersabda: Sempurnakanlah rukuk dan sujud, demi Allah, sesungguhnya aku dapat melihat engkau di belakangku (kemungkinan bersabda: yang di belakang punggungku) saat engkau rukuk atau sujud. (Shahih Muslim No.644)
Bahkan ketidaksempurnaan dalam melakukan rukuk dan sujud dinilai Nabi seperti orang yang mencuri di dalam shalat, sebagaimana hadits berikut ini.
Dari Qatadah RA, dia berkata,
Rasulullah saw pernah bersabda, "Paling jelek manusia dalam mencuri adalah orang yang mencuri sebagian shalatnya". Ada seorang sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, bagaimanakah dia mencuri shalatnya?". Rasulullah saw menjawab: "Dia tidak menyempurnakan rukuk shalat itu dan tidak pula menyempurnakan sujudnya".
Rukuk dan sujud sangat penting untuk membantu kita meraih kekhusyu'an. Gerakan rukuk dan sujud akan membantu jiwa mencapai ketundukan dan kerendahan. Sikap tubuh yang membungkuk pada rukuk akan membantu jiwa kita untuk tunduk dan hormat kepada Allah. Demikian pula meletakkan kepala pada posisi yang paling rendah, akan membantu kita untuk merendahkan diri dihadapan Allah. Jika rukuk dan sujud tidak sempurna, maka dapat dipastikan, bahwa jiwa kita belum mencapai ketundukkan dan kerendahan sebagaimana yang diharapkan. Artinya, tidak mungkin meraih kesempurnaan shalat, yaitu turunnya rasa khusyu', rasa tunduk, rendah dan tenang dihadapan Allah.
SKIM
28
Sayangnya, justru gerakan rukuk dan sujud ini yang paling banyak salah dilakukan. Pada rukuk, kesalahan yang paling sering terjadi adalah punggung melengkung, kepala menekuk terlalu dalam dan tangan diletakkan di bawah atau diatas lutut. Sedangkan yang sering salah dilakukan orang adalah punggung yang melengkung atau siku jatuh hingga menempel ke lantai.
Foto rukuk dan sujud yang salah.
Punggung melengkung
Punggung melengkung
Kepala terlalu membungkuk
Siku menyentuh lantai
Untuk melatih gerakan-gerakan rukuk dan sujud yang benar, dapat dilakukan sebagaimana Latihan 5 di bawah ini.
SKIM
29
LATIHAN 5
Pada latihan ini, kita melatih gerakan rukuk dan sujud agar lebih sempurna dan lebih terasa enak ditubuh sehingga lebih mudah meraih rasa tenang dalam gerakan itu.
Berdirilah dengan tegak, lalu angkatlah kepala menengadah sehingga Anda melihat lurus keatas agak kebelakang sedikit. Pertahankan posisi tersebut beberapa saat. Rasakan tulang punggung Anda agak tertarik sedikit. Kira-kira seperti itulah rasanya tulang punggung Anda ketika rukuk dengan tepat. Coba Anda bergerak rukuk dengan tetap mempertahankan posisi tulang punggung Anda. Jadikan pinggung Anda sebagai poros gerakan.
Ulangi beberapa kali sehingga Anda dapat meraih posisi rukuk yang benar dengan cepat.
Ambillah posisi seperti orang sedang merangkak. Tempatkan tangan kira-kira 2 jengkal dari lutut. Diam dengan santai beberapa saat. Biarkan hingga tulang punggung Anda jatuh tertarik oleh gravitasi bumi. Biarkan beberapa saat, lalu letakkan kepala Anda ke lantai untuk bersujud.
Perhatikan kedua tangan Anda. Jangan sampai sikunya menyentuh tanah dan aturlah pembagian beban agar kepala tidak menanggung berat yang terlalu besar.
Turunkan bahu Anda, kendorkan ruas-ruas tulang punggung Anda lalu diamlah hingga tubuh terasa rileks.
Ulangi beberapa kali sampai Anda dapat meraih posisi sujud dengan cepat.
STOP
Jangan melanjutkan membaca sebelum melakukan latihan di atas
SKIM
30
Sempurnakan sujud dan rukuk
Gerakan rukuk dan sujud tidak akan sempurna jika hati kita tidak melakukan hal yang sama. Hati yang tunduk akan mengantarkan seluruh bagian tubuh kita tunduk pula. Hati sedemikian berpengaruhnya bagi tubuh kita, sehingga Nabi mengatakan bahwa jika hati baik maka seluruh tubuh kita akan ikut baik.
Ingatlah bahwa dalam jasad ada sekerat daging, jika ia baik, maka baiklah jasad seluruhnya; jika ia rusak, maka rusaklah jasad seluruhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati. (HR. Imam Bukhari dan Muslim).
Setelah kita dapat melakukan gerakan rukuk dan sujud dengan baik, kini kita sempurnakan dengan hati yang ikut pula tunduk dan merendah dihadapan Allah sebagaimana latihan di bawah ini.
LATIHAN 6
Duduklah seperti duduk diantara dua sujud. Dapat juga dilakukan sambil berdiri.
Memejamkan mata akan lebih baik agar suasana di sekeliling tidak mengganggu.
Niatkan hati Anda untuk tunduk dan pasrah.
Rasakan, begitu selesai Anda berniat, akan terasa seperti ada tuntunan atau dorongan untuk tunduk. Jika Anda ikuti dorongan itu, maka diri Anda semakin terbawa untuk lebih tunduk lagi. Cobalah beberapa kali sampai Anda mudah mengikuti dorongan ketundukan itu.
Kemudian lalukanlah ketundukan secara total hingga Anda tersujud dengan sendirinya. Setelah tersujud, jangan berhenti. Biarkanlah jiwa Anda mengikut ketundukan itu semakin dalam, sampai terasa masuk menembus ke dalam bumi. Teruslah ikut dorongan ketundukan itu sampai jiwa Anda tak sanggup lagi mengikutinya.
Setelah itu pujilah Allah sebagaimana bacaan ketika kita sujud:
"Subhahaana rabbial a'la wabi hamdi"
Sampaikan pujian dari hati yang paling dalam. Hati yang sedang dalam ketundukan.
Setiap kali memuji, rendahkan lagi hati Anda lebih dalam lagi.
Lalu diamlah dengan rela kepada Allah sampai Anda puas.
STOP
Jangan melanjutkan membaca sebelum melakukan latihan di atas
SKIM
31
Dalam latihan tadi, saya mengajak Anda untuk betul-betul merendahkan diri di hadapan Allah. Dalam ketundukan tersebut peran hati dan jiwa sangat penting. Tubuh sekedar mengikuti gerakan jiwa kita. Meskipun demikian, sikap tubuh yang sempurna akan lebih membantu.
......
SKIM
32
BBaabbaakk IIIIII BBeerrddiiaalloogg ddeennggaann AAllllaahh
ering kita mendengar pendapat, bahwa pada saat shalat sesungguhnya kita sedang berjumpa dengan Allah. Rasulullah saw pun bersabda : Ash shalaatu mi'rajul mu'miniin. Bahwa, shalat itu adalah mi'rajnya orang-orang yang beriman. Shalat diumpamakan sebagaimana halnya Nabi mi'raj. Seorang hamba diperjalankan untuk datang, mendekat, menemui Tuhannya. Dalam mi'raj itu, Nabi berdialog dengan Allah dan menerima perintah shalat. Konon, salah satu bagian dari dialog itu diabadikan dalam bacaan tahiyyad awal. S
Setelah membaca Lauhil mahfuz ditempat alam tertinggi berdiri Arasy Allah, maka berkatalah Muhammad : "Attahiyyatu lillaah, wa shalawaatu thayiibaat (Seluruh penghormatan hanya untuk ya Allah, begitu juga seluruh keselamatan dan kebaikan). Allah menjawab: "Assalaamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh" (Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepadamu, wahai Nabi, serta rahmat Allah dan berkat Nya.). Nabi menjawab: "Assalamu'alaina wa alaa ibaadilllahis shalihin" (Limpahkanlah kesejahteraan bagi kami, juga kepada hamba Allah yang saleh). Dengan takjub malaikat ramai-ramai menunjuk dan berkata: "Asyhadu alaa ilaaha ilallaah wa asyhadu anna Muhammadan rasuulullah". 7
Suatu dialog yang penuh kesantunan dan kasih sayang antara seorang hamba dengan penciptanya.
Allah menjawab setiap pujian dan doa
Shalat secara bahasa berarti do’a. Doa pada hakikatnya merupakan bentuk dialog antara manusia dengan Allah Swt. Ketika seseorang shalat, hakekatnya ia sedang bertemu dan berdialog dengan Allah Swt.. Oleh karena itu secara hakiki fungsi shalat dan mi’raj sama yaitu bertemu dan berdialog dengan Allah Swt.
Ketika kita bertakbir dan memuji Allah, sesungguhnya Allah menjawab pujian itu. Ketika kita membawa surat Al Fatihah, sesungguhnya Allah meresponnya, sebagaimana dinyatakan dalam satu hadits qudsi dari hadits riwayat Muslim dalam kitab Shalat no. (38) (395) dari Abu Hurairah R.A, bahwa :
7 Riwayat seperti ini meskipun tertulis dalam beberapa kitab tentang peristiwa Isra’ dan Mi’raj menurut www.darulfatwa.org.au adalah kisah yang tidak sahih (benar).
SKIM
33
Rasulullah Shallallahu ealaihi wa sallam bersabda : Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: Aku membagi shalat (yakni surat Al-Fatihah) menjadi dua bagian, separuh untuk-Ku dan separuh untuk hamba-Ku. Apabila ia membaca: eSegala puji bagi Allah’. Maka Allah menjawab : eHamba-Ku telah memuji-Ku’. Apabila ia membaca : eYang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang’. Maka Allah menjawab: eHamba-Ku telah menyanjung-Ku’. Apabila ia membaca : ePenguasa hari pembalasan’. Maka Allah menjawab: eHamba-Ku telah mengagungkan-Ku’. Apabila ia membaca: eHanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan’. Maka Allah menjawab : eIni separoh untuk-Ku dan separoh untuk hamba-Ku’. Apabila ia membaca : eTunjukilah kami kepada jalan yang lurus’. Maka Allah menjawab : eIni untuk hamba-Ku, akan Aku kabulkan apa yang ia minta.’
Demikian pula ketika kita berdoa saat duduk diantara dua sujud. Secara khusus kita bersimpuh dihadapan Allah untuk menyampaikan 8 permohonan kepadanya.
Rabbighfirlii (ampuni aku)
Warhamnii (sayangi aku)
Wajburnii (tutupi aib-aibku)
Warfa’nii (angkat derajatku)
Warzuqnii (beri aku rizki)
Wahdinii (beri aku petunjuk)
Wa’afinii (sehatkan aku)
Wa’fuani (maafkan aku).
Ketika itu, sesungguhnya kita sedang berdialog dengan Allah. Dari setiap apa yang kita minta, sesungguhnya Allah memberikan jawaban atas permohonan atau doa kita tersebut, sebagaimana firman Nya :
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al Baqarah [2] : 186)
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[1326] akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS. Al Mu'min [40] : 60).
Yang menjadi permasalahan dan pertanyaan adalah apakah kita pernah merasakan jawaban atau respon Allah tersebut? Hampir kita tidak pernah merasakannya, sehingga kadang muncul sangkaan, bahwa Allah tidak mendengar doa kita, bahkan mungkin merasa doa kita tidak sampai ke Allah. Ada juga yang berpendapat, bahwa hanya doa orang-orang yang suci hatinya,
SKIM
34
setingkat nabi atau minimal wali, yang didengar oleh Allah. Padahal kita semua tahu, bahwa Allah Maha Mendengar, Maha Dekat dan Maha Pengabul Doa, tapi seberapakah percayanya kita?
Komunikasi dua arah
Sebenarnya kalau kita perhatikan, permasalahannya bukan kepada apakah Allah menjawab doa ataupun menyambut dialog kita ketika sedang shalat, tetapi lebih kepada sikap kita dalam berkomunikasi.
Dalam sebuah dialog, maka akan terjadi komunikasi timbal balik. Ketika si A berkata, seyogyanya si B mendengarkan. Setelah selesai, maka si B akan menjawab atau memberikan tanggapan dan si A ganti yang mendengarkan dengan seksama jawaban si B. Jika satu pihak hanya asyik berbicara sendiri tanpa mempedulikan lawan bicaranya, maka akan terjadi dialog yang timpang. Pihak yang asyik berbicara sendiri tidak akan mendapat jawaban pertanyaannya, solusi atas permasalahan yang diutarakan ataupun respek dari lawan bicaranya.
Hal ini seringkali terjadi dalam shalat dan doa kita. Ketika kita shalat atau berdoa, kita asyik membaca bacaan shalat atau bacaan doa yang telah kita hafal. Sering kali bacaan shalat atau doa dilafadzkan dengan cepat tanpa kita sadari maknanya. Seolah-olah bacaan shalat yang terdiri dari pujian dan permohonan itu adalah mantra atau aba-aba saja.
Ketika kita berdoa saat duduk diantara dua sujud, kita mengucapkannya dengan cepat:
Rabbighfirlii, warhamnii, wajburni, warfa’ni, warzuqnii, wahdinii, wa’afinii, wa’fuani.
Delapan permohonan kita sampaikan tanpa jeda. Lalu tanpa basa-basi kita langsung sujud. Seolah-olah kita tidak butuh dengan apa yang kita mohonkan.
Andaikan bacaan itu kita terjemahkan dalam bahasa Indonesia, lalu kita sampaikan permintaan yang kira-kita sama bentuknya kepada Presiden RI, tentu akan lain ceritanya.
Pak Presiden, ampuni kesalahan saya. (sambil melihat ekspresi wajahnya dengan harap-harap cemas, mudah-mudahan Beliau tidak marah dan tersenyum).
Sayangi rakyatmu ini (sambil membungkuk mengharapkan Presiden membelai kepala dan pundak kita)
Mohon jangan diumumkan kekhalayak ramai keburukan saya (sambil kita memasang muka yang memelas)
Mohon Paduka naikkan pangkat dan jabatan saya (sambil kita menggenggam erat tangan Presiden)
Mohon Paduka juga menaikkan gaji saya agar dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga dan ada sedikit sisa untuk simpanan (ekspresi muka dibuat semakin memelas)
SKIM
35
Mohon petunjuk Pak Presiden untuk menyelesaikan urusan kami (sambil tersenyum simpatik berusaha meyakinkan)
Mohon bantuan obat-obatan dan biaya rumah sakit agar kami dapat mengobati penyakit-penyakit kami (sambil menujukkan bagian tubuh kita yang sakit dan bekas luka)
Maafkan kami Paduka (lalu beringsut mengundurkan diri dengan penuh sopan santun lalu).
Coba bandingkan dengan sikap kita ketika berdoa. Betapa seringkali kita menyepelekan Allah. Mentang-mentang Allah tidak kelihatan, kita suka bersikap seenaknya. Dalam kondisi ini pun sebenarnya Allah selalu merespon pujian dan permohonan kita, karena Dia Maha Dekat, Maha Pemaaf, Maha Tahu, Maha Cepat dan selalu menepati janji Nya.
Sebenarnya dengan sikap yang tidak patut itu, kita sendiri yang rugi. Kita tidak mampu lagi menangkap jawaban Allah atas doa kita, karena kita terlalu sibuk dan terburu-buru ketika menyampaikan permintaan. Lalu setelah menyampaikannya, kita langsung saja meninggalkan Allah. Kita tidak peduli ketika Allah memberikan jawaban Nya. Kita banyak meminta, tetapi tidak mempersiapkan diri untuk menerima apa yang kita minta.
Bagaimana cara kita berdoa dijelaskan secara singkat di dalam Al Qur’an.
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al A’raaf [7]:55-56)
Dalam berdoa kita harus merendahkan hati dan santun dalam menyampaikan. Kita perlu menyadari, bahwa hanya Allah-lah yang bisa mengabulkan doa kita.
Jangan berfikir jawaban Allah akan berupa kata-kata seperti halnya kita berbicara dengan sesama manusia. Jawaban Allah bukanlah berupa kata, suara ataupun tulisan. Misalnya, kita mengalami kesulitan keuangan. Jika kita memohon rejeki kepada Allah, tidak serta merta lalu ada sejumlah uang disebelah kita atau ada orang yang datang memberikan sejumlah uang atau muncul gambaran yang menyatakan dimana ada harta karun. Yang umum terjadi adalah beban di dada dan kekalutan di pikiran yang timbul akibat kesulitan keuangan tersebut diangkat terlebih dulu oleh Allah. Sesaat setelah selesai kita berdoa, kita tetap tidak punya uang, tetapi hati kita terasa lapang. Beban masalah seolah-olah hilang begitu saja. Dengan pikiran yang jernih, ilham akan lebih mudah diterima. Hati yang lapang membuat wajah bersinar, menyenangkan orang yang memandangkan. Selanjutnya secara bertahap dan pasti, rejeki datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Tangan-tangan Allah bergerak sedemikian halus sehingga ketika masalah tersebut telah dapat diatasi, kita sering lupa bahwa kita pernah berdoa kepada Allah untuk itu.
SKIM
36
LATIHAN 7
Duduklah seperti duduk diantara dua sujud (duduk i’tiraj).
Leremkan tubuh dan tundukkan hati dan pikiran.
Dengan rendah hati, sampaikanlah permohonan ampun kepada Allah :
Rabbighfirlii (ampuni aku).
Diam sejenak. Buka dada dan diri Anda untuk menerima ampunan Allah
seperti Anda membuka diri ketika merasakan hembusan angin sepoi-sepoi atau menerima curahan air hujan ketika masih kecil.
Jika Anda tidak merasakan sesuatu di dada Anda tidak mengapa, mungkin Anda kurang sensitif, tapi tetaplah membuka diri Anda untuk menerima ampunan Allah.
Ulangi permintaan beberapa kali sampai Anda merasa tenang.
Berikutnya sampaikanlah permintaan kedua :
Warhamnii (sayangi aku)
Diam dan tundukkanlah diri Anda untuk menerima kasih sayang
Allah yang tak terkira besarnya. Bukalah dada Anda seluas-luasnya agar
semakin banyak kasih sayang Allah yang Anda terima.
Ulangi beberapa kali sampai Anda merasa cukup.
Berturut-turut sampaikanlah permintaan-permintaan berikut dengan cara sebagaimana tersebut di atas, satu per satu:
Wajburnii (tutupi aib-aibku)
Warfa’nii (angkat derajatku)
Warzuqnii (beri aku rizki)
Wahdinii (beri aku petunjuk)
Wa’afinii (sehatkan aku)
Wa’fuani (maafkan aku).
Setelah selesai, diamlah sejenak lalu sampaikan rasa syukur kita.
STOP
Jangan melanjutkan membaca sebelum melakukan latihan di atas
SKIM
37
Mudah-mudahan Anda dapat merasakan respon dari Allah atas permohonan yang disampaikan di atas. Jika tidak, bukan berarti Allah tidak menjawab doa kita, tetapi kita yang tidak dapat menangkap respon Nya.
......
SKIM
38
PPeerrjjaallaannaann MMaassiihh PPaannjjaanngg
ita telah sampai dipenghujung latihan kita. Apa yang baru kita pelajari hanyalah sebuah gerbang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Latihan-latihan yang baru kita lakukan hanyalah latihan bagaimana untuk bersikap ketika menghadap Allah. Kita belum membahas masalah kemana kita menghadap diri kepada Allah? Dimanakah Allah? Yang manakah diri kita yang sejati? Dimanakah ruh kita? K
Kekhusyu'an dalam shalat akan bertambah jika kita semakin mengenal Allah dan beriman kepada-Nya. Khusyu' juga akan berkembang jika kita telah mengenal diri kita yang sejati. Suasana khusyu' akan berubah sesuai dengan tuntunan yang Allah berikan kepada kita. Ada saat dimana kita menangis ketika shalat. Di saat lain, kita bisa mendapatkan ketenangan atau kebahagiaan yang luar biasa. Ada saat dimana tubuh merinding atau bergetar. Jika itu terjadi, janganlah Anda takut. Ada pula masanya, dimana kita tidak merasakan apa-apa. Jika itu terjadi, jangan pula Anda bingung.
Perjalanan spiritual masih sangat panjang. Kita tidak boleh puas dan berhenti ketika sampai disatu titik saja, tetapi harus terus maju dan siap berubah. Janganlah mencari apa yang kita pernah rasakan sebelumnya, karena itu akan menghentikan perjalanan kita. Juga akan menyebabkan kita lupa dengan tujuan kita semula, yaitu mendekatkan diri kepada Allah. Kita menjadi sibuk mencari rasa atau sensasi.
Datanglah selalu kepada Allah dengan berserah diri dan tanpa persepsi. Terimalah apa yang Allah berikan kepada kita. Jika diberi rasa khusyu' terimalah. Jika diberi rasa tenang, syukurilah. Jika merasa tidak diberi rasa apa-apa, pertajam pengamatan Anda, karena bisa jadi itu adalah sebuah pengajaran baru dari Allah. Jangan sampai Anda lengah.
Untuk pemahaman yang lebih dalam mengenai masalah ketuhanan, Anda dapat membaca buku-buku tulisan ustadz Abu Sangkan, seperti Berguru kepada Allah dan Spiritual Salah Kaprah yang baru saja diterbitkan. Tulisan Beliau yang dimuat di www.dzikrullah.com juga sangat baik untuk membuka wawasan kita dalam hidup berketuhanan. Selain itu, buku sahabat saya, Yusdeka Putra, yang berjudul Membuka Ruang Spiritual merupakan buku menarik yang patut Anda baca.
Jika ada pertanyaan, Anda dapat menghubungi salah satu nama yang ada di halaman belakang buku ini. Akan lebih baik jika Anda dapat datang mengunjungi salah satu halaqah shalat khusyu' yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan mengikuti halaqah, Anda dapat mendiskusikan permasalahan spiritual dan juga memiliki banyak teman-teman seperjalanan dalam perjalanan mendekatkan diri kepada Allah.
SKIM
39
Sekarang saatnya Anda dapat mencoba mempraktekkan hasil latihan dengan melakukan shalat sunnat 2 rakaat. Lakukanlah shalat dengan tenang dan santai. Ucapkanlah bacaan shalat sebagaimana Anda sedang berdialog dengan-Nya. Bersikaplah merendah dan santun selama shalat, karena sesungguhnya kita sedang berhadapan dengan Nya.
Mudah-mudahan kita semua selalu dalam tuntunan dan perlindungan Nya.
Wabillahi taufiq wal hidayah
Wassalamu’alaikum wr. wb.
mardibros
......
SKIM
40
RReeffeerreennssii
Al Qur'an Digital versi. 2.1. http://www.alquran-digital.com
Hadits Web. Kumpulan Referensi & Belajar Hadits. http://opi.110mb.com/
Artikel-artikel pada www.dzikrullah.com
Artikel-artikel Ustadz Menjawab pada www.eramuslim.com.
Pelatihan Shalat Khusyu’. Shalat sebagai meditasi tertinggi dalam Islam. Abu Sangkan. Penerbit Baitul Ihsan. Cetakan pertama tahun 2004.
Berguru kepada Allah. Abu Sangkan. Yayasan Bukit Thursina. Cetakan I tahun 2002.
Fikih Shalat. Kajian berbagai Mazhab. Dr. Wahbah al Zuhaily. Terjemahan Prof. Drs. KH. Masdar Helmy. Penerbit Pustaka Media Utama. Cetakan pertama tahun 2004.
Khusyuk Bukan Mimpi. Syaikh Mu'min Al Haddad. Terjemahan Ahmad Syakirin, MA. Penerbit Aqwan, Cetakan III tahun 2008.
Fiqih Niat. Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar. Terjemahan Faisal Saleh, LC. Gema Insani. Cetakan I tahun 2006.
Bulughul Maram. Al Hafidh Ibnu Hajar Al Asqalani. Terjemahan H. Mahrus Ali. Penerbit Mutiara Ilmu.
......
SKIM
41
Penutup
Jika Anda merasakan tulisan ini bermanfaat, mohon keikhlasannya untuk ikut serta dalam menyebarkan shalat khusyu’. Anda dapat melakukannya dari hal yang mudah hingga yang lebih sulit, seperti:
.. Mengirimkan e-book ini ke orang-orang yang Anda kenal
.. Mencetak dan membagikan e-book ini kepada orang disekitar Anda
.. Menceritakan pengalaman shalat khusyu' Anda ke orang-orang terdekat
.. Menyalurkan infaq/sadaqah/zakat kepada Shalat Center
.. Membuka halaqah shalat khusyu' di rumah
Mudah-mudah dengan peran serta Anda, shalat khusyu' dapat cepat tersebar dengan gratis atau murah sehingga semakin banyak umat Islam yang terhindar dari perbuatan keji dan mungkar.
Sekretariat Shalat Center
Jl. Kemangsari IV/5, Jatibening, Bekasi